Guru di Palembang Dipolisikan Karena Pukul dan Cekik Muridnya

Insiden penganiayaan oleh seorang guru terhadap murid di SMP Palembang menghebohkan.

Guru di Palembang Dipolisikan Karena Pukul dan Cekik Muridnya
Guru di Palembang Dipolisikan Karena Pukul dan Cekik Muridnya. Gambar : Beritasatu.com

BaperaNews - Orang tua murid di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Palembang, Sumatra Selatan tidak terima anaknya mendapat tindak penganiayaan dari gurunya.

Korban F (14) menjadi korban penganiayaan oknum guru di SMPnya. Sang ayah pun tegas melaporkan pelaku ke polisi.

Dalam laporannya, dijelaskan bahwa peristiwa penganiayaan dialami anaknya pada hari Selasa (22/8) pukul 11.00 WIB di dalam ruangan kelas. Korban dipukuli hingga dicekik oleh pelaku.

Kejadian guru aniaya murid ini bermula ketika korban  F sedang bermain dengan rekannya di dalam kelas. Tiba-tiba F dihampiri gurunya dan guru pukul murid dengan menampar pipi korban. Sepulang dari sekolah, F bercerita apa yang ia alami sambil menangis kepada orang tuanya.

“Pulang sekolah, anak saya ini menangis. Dia cerita sama gaya dia telah ditampar dan dipukul pipinya oleh guru pria di sekolahnya. Lehernya bahkan juga dicekik. Saya tidak terima pelaku guru pukul murid ini karena ini saya lapor kesini biar pelaku guru aniaya murid itu bisa bertanggung jawab atas perbuatannya. Seharusnya guru pukul murid tak perlu dilakukan, kalau marah ya tegur saja, jangan main fisik seperti guru aniaya murid ini” jelas Firli, orang tua korban hari Selasa siang (22/8).

Laporan telah disampaikan ke Polrestabes Palembang dan ditindaklanjuti oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak. 

Baca Juga : Tubuh Penuh Luka, Anak Berusia 7 Tahun Dianiaya Ibu dan Pacar Lesbinya

Penjelasan Pihak Sekolah

Guru SMP dipolisikan ialah guru di SMPN 48 Palembang. Kepala SMP yang bersangkutan, Liesda menjelaskan guru SMP dipolisikan yang telah berbuat penganiayaan dengan memukul dan mencekik murid bukanlah guru di sekolah yang ia pimpin melainkan seorang mahasiswa yang sedang menjalani praktik pengalaman lapangan atau PPL. Pihaknya juga mengaku sudah dibuat kesepakatan damai.

“Ketika kejadian saya sedang di luar sekolah lalu saya dikabari wali murid bahwa anaknya F sudah ditampar oleh oknum guru. Saya kembali ke sekolah, saya tanyakan apa yang terjadi. Setelah tahu baru saya minta maaf sama wali murid ayahnya F. Itu pelakunya mahasiswa PGRI yang masih PPL jadi belum tahu cara mengajar dan terjadi kekhilafan itu” kata Liesda.

“Hal ini wajar guru mendidik anak agar tidak nakal, apalagi bermain di kelas ketika jam pelajaran. Keluarga F sudah terima niat baik kami untuk damai dan kami semua sudah berdamai” pungkas Liesda terkait kasus guru SMP dipolisikan.

Baca Juga : Gegara Asmara! Remaja Lenteng Agung Dianiaya, Dibanting, Dicekik Hingga Leher Diinjak