Usai Tragedi Itaewon, Warga Korsel Takut Berdesakan Naik Kereta

Tragedi Itaewon meninggalkan kesedihan dan trauma untuk warga Korsel, salah satu warga Korsel menyebut ia takut berdesakan di kereta jika pergi atau saat pulang kerja.

Usai Tragedi Itaewon, Warga Korsel Takut Berdesakan Naik Kereta
Warga Korea selatan takut berdesakan naik kereta usai tragedi pesta Halloween di Itaewon. Gambar : Los Angeles Times/Marcus Yam

BaperaNews - Tragedi Itaewon perayaan Halloween pekan lalu masih meninggalkan kesedihan dan trauma, terutama bagi mereka yang selamat. Sejumlah warga Korea Selatan (Korsel) kini mengaku takut berdesakan di kereta api atau ketika masuk ke gerbong karena teringat banyaknya korban tewas akibat berdesakan di tragedi Itaewon.

Salah satu warga Korsel bernama Lee (30) yang bekerja di sebuah kantor mengaku kini harus turun di stasiun lain sebelum menuju stasiun utama tujuannya, ia berangkat dari Stasiun Dangsan ke Stasiun Sinnonhyeon.

Lee menyebut merasa seperti tidak bisa bernapas dan tercekik selama berada di dalam kereta. “Saya tidak bisa napas, ini bukan pertama kalinya saya merasa tercekik selama melakukan perjalanan kereta bawah tanah di pagi hari, serius, ini seperti serangan panik” ujarnya pada Rabu (2/11).

Lee naik kereta Jalur 9 yang memang biasa padat di jam sibuk, ketika berdesakan di kereta, ia kembali teringat tragedi Itaewon (30/10) lalu yang menyebabkan 158 orang tewas.

“Saya tidak ada disana di malam itu, tapi saya seperti ikut merasakan sesuatu yang mengerikan, hal seperti tragedi itu bisa saja terjadi di kereta” imbuhnya.

Diketahui mereka yang berada di lokasi tragedi Itaewon sebelumnya berdesakan hingga ke gang-gang sempit hingga terjepit. Insiden tersebut ternyata berpengaruh ke kehidupan sehari-hari mereka, mereka yang terlibat kepadatan kini menyadari bahwa kondisi semacam itu sangat berbahaya salah satunya berdesakan di kereta.

Baca Juga : Kronologi Pesta Halloween Yang Tewaskan 151 Orang Di Itaewon Korsel

Kepadatan kereta di jam sibuk Korsel biasanya terjadi di jam-jam kerja dan sekolah, jika kepadatan lebih dari 150%, penumpang benar-benar tidak bisa bergerak di dalam kereta, tidak bisa gerak bebas bahkan tidak bisa gerak sama sekali.

Para penumpang kemudian berdesakan masuk dan keluar kereta, bahkan beberapa diantaranya tidak bisa turun di perhentian atau stasiun tujuannya. Kepadatan penumpang ini juga sering menimbulkan serangan panik dan kesulitan bernafas.

Kepala Asosiasi Keselamatan Korea Lee Song kyu memperingatkan warga untuk berhati-hati, bahwa bencana karena kerumunan yang berlebihan secara tidak terduga bisa saja terjadi pada acara besar sekalipun.

“Saya tidak mengatakan kereta bawah tanah yang penuh sesak menyebabkan kerumunan massa yang serius, tapi saya pikir tragedi Itaewon membuat kita percaya bencana bisa terjadi di kerumunan secara tidak terduga bahkan di tempat sehari-hari, maka pemerintah dan semua warga harus waspada” pungkasnya.

Baca Juga : Awal Mula Kenapa Konser NCT 127 Dibubarkan Panitia