Fahd A Rafiq: Sejarah Baru Tercipta, Rishi Sunak Jadi PM Inggris Keturunan India Dan Dunia Terkejut
Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq mengatakan bila Rishi Sunak yang kini menjadi PM Inggris membuat sejarah baru hingga seluruh dunia terkejut.
Ahmad Sofyan (Kontributor) - United Kingdom menjadi sorotan dunia setelah mengangkat Perdana Menteri Inggris baru pada Senin (24/10) bernama Rishi Sunak, seorang pemuda yang merupakan keturunan India.
Dilantiknya PM Inggris baru usai Liz Truss mengumumkan ingin mengundurkan diri menjadi PM Inggris karena tidak kuat adanya tekanan politik dan resesi ekonomi yang melanda Inggris.
Tak hanya itu, Liz Truss telah membuat kebijakan pembatalan pemotongan pajak yang membuat pasar hancur padahal terjadi krisis dan kenaikan biaya hidup parah di Inggris. Desakan tersebut membuat Liz Truss memilih untuk mundur menjadi PM Inggris, sebab ia juga tidak dapat menjalankan tugas dengan baik.
Liz Truss mengundurkan diri menjadi PM Inggris setelah menjabat selama enam minggu atau 45 hari usai dilantik. Tak lama berselang ia mengumumkan ingin mundur, Inggris langsung mencari sosok PM terbaru yang dapat menjalankan tugas dengan baik, dan alhasil Rishi Sunak terpilih menjadi PM Inggris menggantikan posisi Liz Truss.
Fakta-Fakta Tentang Rishi Sunak
Rishi Sunak adalah seorang pemuda keturunan India yang kini menjadi PM Inggris, dan ia sosok PM termuda dari sekian banyaknya PM yang telah menjabat sebagai PM Inggris.
Rishi Sunak lahir di Southampton Inggris, pada 1980. Ia merupakan Bachelor dari Oxford University, master dari Stanford University. Rishi menjadi Perdana Menteri Hindu pertama yang memimpin Inggris, dan salah satu orang Asia pertama yang menjadi Perdana Menteri Inggris.
Kekayaan pribadi yang dimiliki oleh Rishi Sunak sebesar 12 triliun, dan diduga kekayaan yang dimiliki Rishi melebihi kekayaan pribadi Raja Charles III. Tak hanya itu, istri Rishi Sunak juga dikabarkan lebih kaya dari Ratu Elizabeth II.
Baca Juga : Fahd A Rafiq: Kita Harus Bisa Ambil Kembali Pulau Pasir Yang Dirampok Australia
Melihat Lebih Jauh Hubungan India dengan Inggris
Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq memberikan sebuah cerita terkait hubungan negara India dengan Inggris, yang dimana Inggris sempat invasi India selama 200 tahun lebih.
Saat Inggris menjajah India saat itu, memakai kalimat propaganda Inggris yang ditujukan kepada dunia, kalimat tersebut ialah “ When British Rule India”, hal tersebut adalah masa terbaik untuk negara India, sebab pembangunan utama infrastruktur kereta api membuat India menjadi negara yang makmur seperti saat ini.
“Itulah bullshitnya propaganda,” tegas Fahd.
Faktanya adalah Inggris mengambil 45 triliun yang berarti Inggris telah mengambil setengah kekayaan milik dunia. Keserakahan Inggris dengan revolusi industrinya adalah pembalikan fakta kemajuan revolusi industri Inggris dan menggunakan uang hasil dari merampok di India.
Berdasarkan catatan sejarah yang dibuat oleh sejarawan India, tercatat bahwa antara 1763-1983, Inggris telah mengambil kekayaan India sebesar 45 triliun dollar. Setara dengan 2.000 kali APBN Indonesia atau 40 kali GDP Indonesia saat ini.
Pada abad ke 17 dan 18, India merupakan salah satu negara terkaya di dunia, dikatakan sebagai negara terkaya, bukan kaya akan kekayaan alam seperti Indonesia dulu hingga saat ini. Namun, kekayaan yang dimiliki oleh India berupa material seperti emas, kain sutera, berlian, batu permata, teknologi tenun, hingga metal. Kekayaan itu semua menjadi bahan dasar kemajuan revolusi industri yang diklaim oleh Inggris saat itu.
Saat ada pernyataan Inggris merampok India, Inggris beri jawaban yakni ingin memberikan India demokrasi, manajemen bernegara, jaringan kereta api hingga sebuah infrastruktur yang dibutuhkan untuk menyatukan India. Akan tetapi, harga yang dibayar India ratusan kali lebih mahal. Penipuan tersebut diklaim pembangunan infrastruktur di India oleh Inggris dengan harga mahal.
Sampai Inggris mengatakan bahwa mengajari orang India berbahasa Inggris dan main kriket sebagai sebuah kehebatan dan kebenaran atas perampokan yang Inggris lakukan terhadap India.
Ada survei menarik, dimana hasil akhir 2/3 penduduk Inggris dilakukan survei di tahun 2014 terhadap sejarah inggris di India menyatakan bahwa Inggris telah memakmurkan India dan India seharusnya berterima kasih kepada Inggris. Sungguh sebuah pembalikan sejarah di Inggris.
Mantan Perdana Menteri Inggris, David Cameron ketika ditanya tentang penjajahan inggris atas India, ia mengatakan “Inggris sangat membantu india menjadikan negeri Hindustan seperti sekarang menjadi Makmur karena apa yang dilakukan Inggris 200 tahun yang lalu adalah sebuah kebenaran sejarah” imbuhnya.
Namun sayang sekali, tidak ada pernyataan atas terhinanya rakyat India oleh inggris yang diambil harta, teknologi, rakyat dibatasi untuk bergerak dengan hukum yang tidak adil, pajak tinggi, dan yang lebih buruknya sejarawan dunia semua itu tidak terbukti hingga tidak mau ungkap, sehingga semua sejarah berpihak ke sejarah barat.
Catatan sejarah dunia yang diajarkan di Barat semuanya sama, kolonialisasi Eropa dan Amerika dikatakan sebagai pembebas dari kemiskinan dan demokrasi. Namun, itu semua hanyalah tipuan, bahwa barang asli dari India dibawa dengan harga murah, dan dijual ke Eropa dengan harga mahal.
Pembangunan kereta api itu sesungguhnya inggis membangun untuk kepentingan dan kebutuhan inggris sendiri namun india harus bayar sangat mahal sekali dari harga sesungguhnya.
Pembangunan kereta api tersebut hanyalah untuk kepentingan dan kebutuhan Inggris, namun India harus bayar mahal dari harga yang sesungguhnya. Semua rute yang disebut pembangunan infrastruktur itu untuk kebutuhan distribusi barang barang ke Inggris agar lebih mudah revolusi Industri di Inggris.
Saat India dilepas oleh Inggris pada tahun 1947, India menjadi Negara termiskin di dunia. Kerja keras India bercita-cita sebagai Negara berkuasa yang membawa India saat ini memiliki GDP 3200 billion pada tahun 2021, 3 kali lebih kaya dari Indonesia yang baru mencapai 1.100 Dollar.
Usaha keras Perdana Menteri ke-15, Narendra Modi patut dicontoh. Ketika dirinya menjabat India, ia menghasilkan kekayaan nasional selama GDP india adalah 2000 billion. Naik 1200 billion dalam 8 tahun.
Indonesia di tahun 2014 GNP NYA ialah 900 Billion sekarang naik 200 billion dalam 8 tahun ketika mengelola Negara, menjadi 1100 Billion GDP Indonesia. Walaupun kita semua tahu, 1200 billion dollar dibandingkan dengan 200 Billion itu beda 6 kali lipat.
Kesimpulan dari peristiwa tersebut untuk membangkitkan semangat juang dan wawasan Nusantara agar generasi Milenial untuk berani mengungkap kebenaran sejarah dan berani menantang segala tindakan yang dapat membuat Negara hancur.
“Peristiwa ini bukan hanya memutar sejarah Inggris dengan India, namun Ingin membangkitkan semangat juang dan wawasan Nusantara agar generasi zoomer yaitu para Milenial untuk berani mengungkap kebenaran sejarah dan berani menantang segala tindakan penjajahan di muka bumi ini, agar Indonesia kedepannya menjadi sebuah negara yang berdaulat seutuhnya” tutup Fahd A Rafiq.
Baca Juga : Fahd A Rafiq: Indonesia Masuk Daftar 15 Negara Terdampak Resesi, Kita Harus Strategikan
Penulis: Ahmad Sofyan (Bapera Pusat)