Perusahaan di Jerman Eksperimen Konsep Empat Hari Kerja
Inovasi kerja di perusahaan Jerman yang sedang menguji konsep empat hari kerja untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Simak Selengkapnya!
BaperaNews - Sejak Februari 2024, perusahaan-perusahaan di Jerman sedang menjalankan eksperimen dengan menerapkan konsep empat hari kerja tanpa pengurangan gaji untuk periode uji coba selama enam bulan.
Meskipun ide empat hari kerja menuai kritik terutama dalam konteks kelangkaan tenaga kerja di negara ini, 45 perusahaan berpartisipasi dalam program ini, mengambil langkah maju untuk mencapai efisiensi dan produktivitas yang lebih baik.
Konsep empat hari kerja tanpa pengurangan gaji di perusahaan Jerman ini dikembangkan oleh lembaga konsultan "Intraprenör" bekerja sama dengan organisasi "4 Day Week Global (4DWG)".
Mereka percaya bahwa pengurangan jam kerja dapat meningkatkan produktivitas pegawai.
Sebagai langkah awal, konsep empat hari kerja di perusahaan Jerman, sebelumnya telah diuji coba di beberapa negara seperti Inggris, Afrika Selatan, Australia, Irlandia, dan Amerika Serikat, melibatkan lebih dari 500 perusahaan.
Inggris menjadi salah satu negara yang telah merasakan efek positif dari konsep empat hari kerja. Dalam eksperimen yang melibatkan 2.900 pegawai di berbagai sektor, termasuk keuangan, teknologi informasi, konstruksi, dan lainnya, hasilnya menunjukkan berkurangnya kasus absen karena alasan sakit sebanyak lebih dari 30 persen.
Selain itu, 40 persen pegawai melaporkan berkurangnya tingkat stres, dan kasus pengunduran diri pegawai turun sebanyak 57 persen.
Secara keseluruhan, peningkatan omset perusahaan mencapai 1,4 persen, menurut hasil penelitian gabungan dari Universitas Boston dan Cambridge.
Menurut jajak pendapat Hans-Böckler-Stiftung, tiga perempat tenaga kerja profesional mendukung pengurangan jam kerja dengan tetap memberikan gaji penuh. Hanya sekitar 17 persen responden menolak pengurangan jam kerja.
Meskipun konsep empat hari kerja tanpa pengurangan gaji telah mencapai kesuksesan di beberapa negara, sejumlah ekonom di Jerman tetap meragukan validitasnya.
Baca Juga : Perusahaan di China Janji Beri Bonus Jika Karyawannya Mau Lari 50 KM
Enzo Weber dari Universitas Regensburg mengkritik minimnya data yang mendukung klaim positif tersebut. Ia berpendapat bahwa perusahaan yang terlibat dalam eksperimen mungkin sudah menerapkan konsep tersebut secara positif sebelumnya, sehingga data yang dihasilkan tidak mencerminkan spektrum perekonomian secara utuh.
Pengurangan jam kerja juga dianggap dapat meningkatkan intensitas kerja bagi masing-masing pegawai, memaksa mereka mengabaikan aspek sosial, komunikatif, dan kreatif.
Holger Schäfer dari Institut Perekonomian Jerman (IW) menyatakan kekhawatirannya, menyebut bahwa jika semua perusahaan mengadopsi kebijakan ini, dapat menyebabkan defisit kapasitas produksi.
Meskipun ada keraguan, beberapa sektor di Jerman menyambut baik ide empat hari kerja.
Sektor pertukangan diwakili oleh Jörg Dittrich, Presiden Asosiasi Sentral Pertukangan Jerman. Menurutnya, perusahaan dapat meningkatkan daya tarik mereka dalam mencari tenaga kerja berkualitas dengan menerapkan konsep ini.
Namun, Dittrich juga mengakui bahwa tidak semua perusahaan akan merasakan dampak positif yang sama.
Enzo Weber mendukung solusi individual yang disesuaikan oleh masing-masing perusahaan.
Christoph Ahlhaus, Presiden Asosiasi Perekonomian Menengah Jerman, menambahkan bahwa asosiasi perusahaan menengah Jerman lebih suka mencari solusi khusus untuk industri masing-masing tanpa campur tangan negara.
Baca Juga : Mulai 2024 Tarif Pajak Karyawan Berubah, Segini Besarannya!