Nasi Tumpeng Dibuang Usai Pecahkan Rekor Muri di Perayaan Ulang Tahun Kabupaten Karawang

Viral video di media sosial memperlihatkan ribuan nasi tumpeng dibuang setelah acara pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) di HUT ke-391 Kabupaten Karawang.

Nasi Tumpeng Dibuang Usai Pecahkan Rekor Muri di Perayaan Ulang Tahun Kabupaten Karawang
Ramai Video Nasi Tumpeng Dibuang Usai Pecahkan Rekor Muri di Perayaan Ulang Tahun Kabupaten Karawang. Gambar : Instagram/@mood.media

BaperaNews - Video viral yang memperlihatkan ribuan nasi tumpeng dibuang setelah acara pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) di HUT ke-391 Kabupaten Karawang mengundang reaksi masyarakat. 

Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (14/9), di halaman Kantor Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemerintah setempat berusaha memecahkan rekor dengan menyusun 1.600 porsi nasi tumpeng membentuk peta daerah seluas 25 x 30 meter. 

Acara tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan kebersamaan masyarakat Karawang, tetapi diwarnai kontroversi setelah video yang menunjukkan tumpeng dibuang beredar luas di media sosial.

Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @mood.jakarta pada Senin (16/9), terlihat petugas memasukkan nasi tumpeng ke dalam tong sampah, memicu kritik dari netizen. Banyak yang mempertanyakan mengapa makanan, yang seharusnya dibagikan, justru dibuang.

Bupati Karawang, Aep Syaepuloh, mengonfirmasi bahwa formasi tumpeng tersebut tercatat dalam rekor MURI dan menyatakan bahwa sebagian besar nasi tumpeng sudah dibagikan kepada masyarakat.

“Awalnya, kami hanya menargetkan untuk memecahkan rekor MURI tingkat nasional, ternyata menjadi rekor dunia,” ujarnya.

Namun, ia juga mengakui bahwa sebagian nasi tumpeng terpaksa dibuang karena tidak layak konsumsi. 

Baca Juga : Viral Video, Pria Rela Pasang Badan untuk Kekasih Saat Diserang Kelompok Begal di Medan

Menanggapi video yang viral, pemerintah Kabupaten Karawang mengeluarkan siaran pers untuk mengklarifikasi situasi tersebut.

Mereka menyebutkan bahwa tindakan pembuangan tersebut merupakan langkah preventif untuk menghindari masalah kesehatan. 

"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Sebagian besar nasi tumpeng telah dibagikan kepada masyarakat yang hadir," tulis pernyataan itu.

Isu pembuangan makanan di acara besar seperti ini membuka diskusi lebih luas mengenai masalah sampah makanan di Indonesia. Data dari Badan Pangan Nasional menunjukkan bahwa setiap orang Indonesia membuang 100-200 kilogram makanan setiap tahun. Dengan populasi yang mencapai ratusan juta jiwa, jumlah total sampah makanan yang dihasilkan menjadi sangat mengkhawatirkan.

Nita Yulianis, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi di Badan Pangan Nasional, menjelaskan bahwa pemborosan makanan berarti sia-sia sumber daya yang digunakan untuk memproduksinya.

“Makanan yang seharusnya bisa dimanfaatkan sering kali terbuang karena ketidaksesuaian standar estetika atau kurangnya pemahaman tentang tanggal kedaluwarsa,” katanya. 

Permasalahan ini juga mencerminkan ketidakadilan dalam distribusi makanan di Indonesia. Sementara banyak yang membuang makanan, masih banyak masyarakat yang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi. “Di satu sisi kita memiliki food waste, di sisi lain masih ada yang kurang pangannya,” tambah Nita. 

Menyikapi isu tersebut, penting bagi semua pihak untuk menyadari dan bertindak untuk mengurangi pemborosan makanan. Nita menekankan dua pendekatan utama, pencegahan pemborosan pangan dan mendonasikan cadangan pangan yang berpotensi terbuang.

Dengan cara ini, makanan yang seharusnya terbuang bisa disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.

“Pemerintah daerah, masyarakat, dan seluruh elemen harus berkolaborasi dalam menangani masalah pemborosan pangan ini. Kebutuhan pangan adalah tanggung jawab bersama,” tegas Nita.

Dia juga mengajak masyarakat untuk menggunakan makanan dengan bijaksana dan tidak melakukan pemborosan.

Baca Juga : Nggak Bisa Nyalip, Pria Ini Tembak Ban Mobil Pajero Sport