Bill Gates: Perubahan Iklim Bisa Mengakibatkan Anak Kurang Gizi
Bill Gates memperingatkan bahwa perubahan iklim dapat meningkatkan risiko malnutrisi dan stunting pada anak-anak hingga tahun 2050.
BaperaNews - Pendiri Microsoft, Bill Gates, memperingatkan bahwa perubahan iklim dapat memperparah krisis kesehatan anak, terutama dalam hal malnutrisi dan stunting.
Dalam sebuah laporan yang dirilis oleh Bill dan Melinda Gates Foundation, diproyeksikan bahwa hingga tahun 2050, 40 juta anak akan mengalami hambatan pertumbuhan (stunting) dan 28 juta lainnya akan menderita malnutrisi parah akibat dampak perubahan iklim.
Laporan ini diungkap pada Rabu, (18/9), seperti dilaporkan oleh Strait Times.
"Kecuali anak-anak mendapatkan makanan yang tepat sejak dalam kandungan hingga tahun-tahun awal kehidupan, mereka tidak akan pernah bisa mengejar ketertinggalan itu," ujar Bill Gates.
Bill Gates menegaskan bahwa perubahan iklim akan membawa dampak besar pada sistem pangan global, yang secara langsung memengaruhi ketersediaan makanan bagi jutaan anak di seluruh dunia.
Sistem pangan yang terganggu akan menyebabkan gagal panen, baik karena kekeringan ekstrem maupun curah hujan berlebihan. Hal ini, menurut Bill Gates akan berdampak serius pada perkembangan fisik dan kognitif anak-anak, terutama di negara-negara berkembang yang sudah menghadapi masalah gizi buruk.
"Sekitar 90 persen dampak negatif perubahan iklim terjadi melalui sistem pangan. Anda akan melihat kegagalan panen berturut-turut karena kekeringan atau terlalu banyak hujan, yang mengancam ketahanan pangan," jelas Gates.
Baca Juga: Kalahkan Bill Gates, Ini Kekayaan Mark Zuckerberg yang Naik Rp 440 Triliun
Krisis ini diprediksi semakin memperburuk masalah stunting dan malnutrisi yang sudah ada.
Anak-anak yang menderita stunting tidak hanya terhambat pertumbuhan fisiknya tetapi juga perkembangan kognitif mereka. Hal ini menjadikan mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, seperti campak dan malaria, serta meningkatkan risiko kematian dini.
Data dari Bill dan Melinda Gates Foundation menunjukkan bahwa antara sekarang hingga tahun 2050, jutaan anak akan terdampak oleh krisis gizi yang semakin parah.
Di tengah upaya global untuk mengatasi masalah malnutrisi, perubahan iklim terus menjadi faktor utama yang menghambat kemajuan.
"Kita berbicara tentang peningkatan besar dalam jumlah anak yang akan terkena dampak negatif akibat perubahan iklim jika tidak ada upaya signifikan untuk memperbaiki sistem pangan global," kata Gates.
Ia menambahkan bahwa upaya mitigasi dampak perubahan iklim di sektor pangan harus diprioritaskan untuk mencegah kondisi yang lebih buruk.
Bill Gates menekankan bahwa solusi yang berfokus pada inovasi teknologi di sektor pertanian dan pangan dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Misalnya, dengan pengembangan bibit tanaman yang lebih tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem, penggunaan teknologi irigasi yang lebih efisien, serta sistem pangan yang lebih ramah lingkungan.
Namun, meskipun ada inovasi-inovasi tersebut, Gates tetap menyoroti bahwa upaya tersebut membutuhkan waktu, dan perubahan iklim sudah berdampak sekarang.
Kondisi ini diperparah oleh fakta bahwa anak-anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup di masa-masa awal kehidupan akan sulit untuk pulih secara optimal di masa depan.
Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi, terutama di negara-negara berkembang, lebih rentan terhadap berbagai penyakit infeksi.
Penyakit seperti campak, malaria, dan infeksi lainnya lebih mudah menyerang anak-anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat malnutrisi. Selain itu, risiko kematian dini juga meningkat secara signifikan.
Bill Gates menyarankan agar pemerintah dan organisasi internasional bekerja sama untuk menciptakan sistem pangan berkelanjutan. Tanpa tindakan cepat, dampak buruk perubahan iklim terhadap krisis gizi global akan semakin sulit diatasi.
"Kita perlu lebih serius dalam memperhatikan bagaimana perubahan iklim memengaruhi kehidupan anak-anak di seluruh dunia, terutama yang berada di wilayah paling rentan," tutup Bill Gates.
Baca Juga: Elon Musk dan Bill Gates, Diskusikan Ancaman dan Potensi AI di Gedung Parlemen AS