Kerusuhan Menewaskan 109 Orang Saat PM Bangladesh Digulingkan, Kini Malah Kabur ke Luar Negeri

Kerusuhan besar di Bangladesh menewaskan 109 orang dan menyebabkan PM Sheikh Hasina mundur.

Kerusuhan Menewaskan 109 Orang Saat PM Bangladesh Digulingkan, Kini Malah Kabur ke Luar Negeri
Kerusuhan Menewaskan 109 Orang Saat PM Bangladesh Digulingkan, Kini Malah Kabur ke Luar Negeri. Gambar: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain Purchase Licensing Rights

BaperaNews - Kerusuhan besar terjadi di Bangladesh menewaskan 109 orang dan menyebabkan Perdana Menteri Sheikh Hasina mundur dari jabatannya. Pada Senin (5/8), sedikitnya 109 orang dilaporkan tewas dalam satu hari di Dhaka, ibu kota Bangladesh.

Kerusuhan Bangladesh ini terjadi saat ribuan demonstran marah membanjiri jalanan untuk memprotes pemerintahan Sheikh Hasina. PM Hasina, yang berusia 76 tahun, akhirnya memutuskan untuk mundur dari jabatannya dan kabur ke luar negeri.

Menurut laporan AFP, jumlah korban tewas ini menjadikan Senin (5/8) sebagai hari paling mematikan sejak aksi protes menyelimuti Bangladesh pada awal Juli lalu. Secara total, sejak unjuk rasa dimulai, sudah 409 orang tewas di Bangladesh.

Awalnya, unjuk rasa ini dimulai sebagai protes terhadap kuota pekerjaan pegawai negeri dari pemerintah. Namun, kerusuhan dengan cepat meluas menjadi seruan agar Sheikh Hasina mundur dari jabatannya. Para demonstran menuntut perubahan besar dalam pemerintahan setelah 15 tahun Hasina berkuasa.

Pada hari kerusuhan, Hasina meninggalkan istananya di Dhaka setelah para demonstran nekat membanjiri jalanan ibu kota. Ribuan demonstran menerobos masuk dan mengacak-acak kantor serta kediaman PM Bangladesh tersebut.

Baca Juga: Buntut Tiga Anak Tewas Ditikam, Kerusuhan di Inggris Semakin Meluas hingga 2 Hotel Terbakar

Meski jam malam diberlakukan dan akses internet dibatasi ketat, kerusuhan tetap tak terbendung. Perkantoran ditutup dan lebih dari 3.500 pabrik garmen yang penting secara ekonomi di Bangladesh juga ditutup. Tentara dan polisi dengan kendaraan lapis baja dikerahkan di berbagai area Dhaka, namun massa tetap merobohkan barikade yang dipasang.

Para demonstran dan pendukung pemerintah dilaporkan saling berkelahi di berbagai wilayah, menggunakan tongkat dan pisau. Pasukan keamanan Bangladesh terpaksa melepaskan tembakan ke arah kerumunan massa untuk mengendalikan situasi yang semakin kacau.

Di tengah kerusuhan, para mahasiswa Bangladesh juga mengeluarkan tuntutan mereka. Mereka mendesak agar peraih Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus, memimpin pemerintahan interim setelah Hasina dilengserkan dan militer mengambil alih kekuasaan.

"Kami telah memutuskan bahwa pemerintahan interim akan dibentuk di mana peraih Nobel yang terkenal secara internasional, Dr. Muhammad Yunus, yang diterima secara luas, akan menjadi penasihat utama," ucap Nahid Islam, pemimpin utama kelompok demonstran Mahasiswa Melawan Diskriminasi (SAD), dalam pesan video pada Selasa (6/8).

Pernyataan ini dirilis setelah panglima militer Bangladesh, Jenderal Waker-Uz-Zaman, mengatakan dalam siaran televisi pemerintah bahwa Hasina mundur sebagai PM dan militer akan membentuk pemerintahan interim. Waker juga dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin mahasiswa pada hari yang sama.

Muhammad Yunus adalah seorang ekonom terkemuka yang kini berusia 84 tahun. Dia banyak menuai pujian karena dianggap berhasil mengentaskan jutaan orang dari kemiskinan melalui bank keuangan mikro yang dirintisnya. Namun, dia juga mendapat permusuhan dari Hasina yang menuduhnya "menghisap darah" orang-orang miskin.

Saat ini, Yunus berada di Eropa dan seorang pembantu dekatnya mengatakan pada Senin (5/8) malam bahwa dia belum menerima tawaran apa pun dari militer untuk memimpin pemerintahan interim Bangladesh.

Baca Juga: Uji Coba Biometrik, Bandara Changi Singapura Tak Perlu Tunjukkan Paspor