Hamas dan Israel Klaim Gencatan Senjata Diperpanjang Selama Dua Hari

Israel dan Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata di jalur Gaza selama dua hari.

Hamas dan Israel Klaim Gencatan Senjata Diperpanjang Selama Dua Hari
Hamas dan Israel Klaim Gencatan Senjata Diperpanjang Selama Dua Hari. Gambar : Reuters/Dok. Ibraheem Abu Mustafa

BaperaNews - Gencatan senjata di Jalur Gaza antara kelompok Hamas dan Israel telah diperpanjang selama dua hari, demikian diumumkan oleh Qatar, negara yang memediasi perundingan antara keduanya.

Kesepakatan gencatan senjata diperpanjang ini merupakan bagian dari upaya untuk menahan pertempuran dan memberikan kemanusiaan di wilayah yang terdampak konflik.

Pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Qatar, melalui Juru Bicara Majed Al Ansari, menyampaikan bahwa perpanjangan gencatan senjata tersebut merupakan hasil mediasi yang tengah berlangsung. Qatar turut dibantu oleh Mesir dalam memfasilitasi perundingan antara Israel dan Hamas.

Hamas, dalam tanggapannya, telah mengonfirmasi kesepakatan perpanjangan gencatan senjata tersebut. Pernyataan dari Hamas menyebutkan bahwa kesepakatan ini dicapai dengan Qatar dan Mesir, membawa perpanjangan jeda kemanusiaan selama dua hari tambahan dengan ketentuan yang sama seperti gencatan senjata sebelumnya.

Mesir juga memberikan kontribusi signifikan dalam upaya mediasi ini. Kepala Badan Informasi Mesir, Diaa Rashwan, sebelum pengumuman resmi dari Qatar, menyatakan bahwa kesepakatan hampir tercapai dan akan melibatkan pembebasan 20 sandera Israel oleh Hamas, dengan imbalan pembebasan 60 tahanan Palestina oleh Israel.

Baca Juga : Israel Bakal Lakukan Gencatan Senjata Selama 4 Hari

Gencatan senjata sebelumnya telah berlangsung selama empat hari dan diinisiasi untuk memberikan ruang bagi perundingan damai. Upaya perpanjangan ini mendapat dukungan dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat.

Sebagai bagian dari gencatan senjata pertama, Hamas telah membebaskan 58 sandera, termasuk warga Israel dan warga asing. Sementara itu, Israel membebaskan 117 tahanan Palestina.

Konflik ini memuncak ketika pada 7 Oktober 2023, Hamas melakukan operasi infiltrasi ke wilayah Israel, menyebabkan lebih dari 240 orang diculik dan dibawa ke Gaza.

Selama konflik ini, Gaza mengalami dampak besar dengan sekitar 14.800 jiwa tewas, termasuk 6.000 anak-anak dan 4.000 perempuan. Jumlah korban luka mencapai 33 ribu orang.

Baca Juga : Netanyahu Geram Dikritik Spanyol dan Belgia, Israel Harus Akui Palestina