Tornado Dahsyat Hantam Shandong China, 1 Orang Tewas, 79 Warga Terluka

Tornado dahsyat melanda kota Dongming, Shandong, menyebabkan 1 orang tewas dan 79 terluka. Simak selengkapnya di sini!

Tornado Dahsyat Hantam Shandong China, 1 Orang Tewas, 79 Warga Terluka
Tornado Dahsyat Hantam Shandong China, 1 Orang Tewas, 79 Warga Terluka. Gambar : Kolase Tangkapan Layar X/@Ericwang1101

BaperaNews - Tornado dahsyat melanda kota Dongming, Shandong, China Timur, pada Jumat (5/7), menewaskan satu orang dan melukai 79 warga lainnya. Tornado tersebut menyebabkan kerusakan signifikan dan memicu operasi penyelamatan besar-besaran di daerah yang terletak 530 km selatan Beijing.

Biro Manajemen Darurat setempat mengonfirmasi informasi ini melalui pernyataan resmi pada Sabtu (6/7).

Menurut laporan, tornado terjadi pada sore hari, membawa angin kencang dan puing-puing yang beterbangan ke udara. Foto dan video yang tersebar di media sosial menunjukkan kekuatan tornado yang merusak, dengan puing-puing berserakan di jalanan, papan nama toko terlepas, jendela mobil pecah, dan pohon-pohon tumbang.

Pihak berwenang segera meluncurkan operasi penyelamatan, pertolongan, dan pembersihan di Dongming setelah tornado menghantam.

Korban tewas dan 79 orang yang terluka saat ini mendapatkan perawatan medis. Sebagian besar korban mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan yang bervariasi.

Biro Manajemen Darurat Shandong menyatakan bahwa proses pemulihan dan pembersihan sedang berlangsung, dengan fokus pada keselamatan warga yang terdampak dan memulihkan infrastruktur dasar.

Berbagai media China menyoroti peristiwa ini dengan menampilkan gambar tornado besar berwarna abu-abu yang berputar cepat, mengangkat puing-puing ke langit.

Rekaman video yang diunggah di Weibo memperlihatkan jalanan yang penuh dengan potongan kayu, batu, dan puing-puing lainnya. Di samping itu, tampak juga mobil-mobil yang rusak dan toko-toko yang terkena dampak langsung dari tornado.

Baca Juga: BRIN: Angin Puting Beliung di Rancaekek Bandung Tornado Pertama di Indonesia!

Publik merespons insiden ini dengan berbagai reaksi, mulai dari rasa simpati hingga kekhawatiran tentang meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem di China.

Beberapa warga menggunakan platform media sosial untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada korban, sementara yang lain mendiskusikan dampak perubahan iklim terhadap kejadian cuaca seperti ini.

China belakangan ini mengalami serangkaian kondisi cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat dan gelombang panas. Cuaca buruk tersebut telah menyebabkan banjir besar dan tanah longsor di berbagai wilayah negara.

Pada awal Juli, hujan badai memaksa evakuasi hampir seperempat juta orang di Provinsi Anhui. Hujan yang terus menerus menyebabkan Sungai Yangtze dan sungai-sungai lainnya meluap, menciptakan ancaman banjir yang signifikan.

Di Provinsi Anhui, badai pada Selasa (2/7) berdampak pada 991.000 penduduk, memaksa evakuasi 242.000 orang. Curah hujan tinggi telah membuat ketinggian air di 20 sungai dan enam danau di provinsi tersebut melebihi tingkat siaganya.

Dalam rekaman yang disiarkan oleh CCTV pada Rabu (3/7), terlihat bahwa Sungai Yangtze di kota Wuhu naik cukup tinggi hingga hampir menutupi sebuah patung yang biasanya berdiri 12 meter di atas permukaan air.

Para ilmuwan menyatakan bahwa perubahan iklim yang dipicu oleh pemanasan global telah memperburuk kejadian cuaca ekstrem di seluruh dunia, termasuk China.

Sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, China mengalami peningkatan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem seperti badai dan gelombang panas. Cuaca ekstrem ini sering kali memicu banjir, tanah longsor, dan kondisi cuaca lainnya yang mengancam kehidupan dan properti warga.

Dalam beberapa bulan terakhir, cuaca ekstrem di China telah menyebabkan bencana mematikan di berbagai wilayah. Pada Juni lalu, hujan lebat dan banjir menewaskan 38 orang di Provinsi Guangdong, sedangkan banjir dari gunung di Provinsi Hunan pada bulan sebelumnya merenggut lima nyawa.

Tanah longsor di Hunan juga menewaskan delapan orang. Sebelumnya, badai di wilayah selatan China menyebabkan 11 orang hilang dan puluhan ribu orang harus dievakuasi.

Pemerintah China terus melakukan upaya penanggulangan untuk mengatasi dampak dari cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi. Puluhan ribu petugas telah dikerahkan untuk memantau bendungan dan tanggul di sepanjang Sungai Yangtze, terutama di daerah yang paling terdampak seperti Anhui.

Peringatan cuaca buruk dan potensi bencana geologi juga telah dikeluarkan untuk wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami curah hujan tinggi dalam waktu dekat.

Kantor cuaca provinsi Anhui memperkirakan akan terjadi lebih banyak hujan di wilayah tersebut hingga Jumat (5/7), dan mengeluarkan peringatan akan adanya "bencana geologi" di wilayah selatan provinsi. Kondisi ini membuat upaya pemulihan dan kesiapan menghadapi bencana menjadi prioritas utama bagi pihak berwenang.

View this post on Instagram

A post shared by Bapera News (@baperanews)

Baca Juga: Viral! Turis China Adu Jotos di Gunung Everest Gegara Masalah Sepele