Viral! Turis China Adu Jotos di Gunung Everest Gegara Masalah Sepele
Turis China terlibat dalam adu jotos di Gunung Everest karena berebut posisi foto terbaik. Baca selengkapnya di sini!
BaperaNews - Gunung Everest, yang dikenal sebagai puncak tertinggi di dunia, kembali menjadi sorotan. Kali ini bukan karena keindahan atau prestasi pendaki, melainkan karena insiden viral di media sosial.
Sejumlah turis China terlibat dalam adu jotos di puncak dunia tersebut hanya karena masalah sepele, yakni mencari posisi terbaik untuk berfoto bersama.
Kejadian turis China adu jotos ini dilaporkan oleh Independent pada Kamis (4/7). Semua bermula saat seorang tour guide meminta grup yang dia pandu untuk berpose bersama di dekat Everest Elevation Measurement Monument. Di sinilah dua pasangan turis mulai beradu mulut tentang posisi terbaik untuk berfoto.
Awal mula kejadian, yakni saat seorang pemandu wisata meminta grupnya untuk berfoto bersama. Pemicunya adalah ada dua pasangan yang berselisih tentang posisi mereka dalam foto. Perdebatan cepat berubah menjadi saling tonjok antara dua laki-laki dari pasangan tersebut.
Dari video yang beredar di media sosial, terlihat jelas dua laki-laki tersebut sampai bergulat di tanah. Seorang perempuan mencoba melerai pertikaian, namun usahanya sia-sia. Tidak lama berselang, polisi perbatasan Everest datang dan berhasil menghentikan keributan tersebut.
Meski begitu, tidak diketahui apakah ada dari mereka yang terluka parah. Namun, akibat dari kerusuhan tersebut, keempat orang tersebut ditahan oleh pihak berwenang.
Baca Juga: Viral! Turis China Kencingi Kuil di Jepang Langsung Diburu Polisi
Ini bukan pertama kalinya kehebohan terjadi di Gunung Everest. Pada tahun 2013, seorang pendaki asal Inggris, Jonathan Griffith, dan dua rekannya diserang oleh hampir 150 Sherpa di Pegunungan Nepal. Para Sherpa menuduh kumpulan pendaki tersebut menendang es ke arah mereka dan melangkahi tali mereka.
Griffith menceritakan pengalamannya kepada Daily Mail.
"Itu sangat menakutkan. Sebagai pendaki, kita semua menghadapi situasi yang sangat berbahaya, namun ini adalah pertama kalinya saya benar-benar berpikir ini adalah akhirnya," ungkapnya.
"Kami diberitahu salah satu dari kami akan mati malam itu dan sisanya akan menyusul kemudian," tambahnya.
Awal tahun ini, Nepal mengumumkan serangkaian peraturan baru bagi para pendaki gunung di Himalaya. Salah satunya adalah kewajiban bagi pendaki untuk membawa pelacak GPS. Langkah ini diambil setelah 18 orang meninggal di Everest dan setidaknya lima jenazah pendaki belum ditemukan di gunung tersebut.
Baca Juga: Tak Bisa Bahasa Inggris, Turis China ini Marah-marah Saat Pesan Kopi di Malaysia