BKKBN: Penyebab Utama Perceraian Dikarenakan "Toxic People"

Data terbaru dari Kepala BKKBN menunjukkan tingginya tingkat perceraian di Indonesia. Simak selengkapnya!

BKKBN: Penyebab Utama Perceraian Dikarenakan "Toxic People"
BKKBN: Penyebab Utama Perceraian Dikarenakan

BaperaNews - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, telah mengungkapkan bahwa angka perceraian di Indonesia terus meningkat dan mencapai tingkat yang sangat tinggi.

Menurut data yang dimilikinya, pada tahun 2021, jumlah pernikahan mencapai 1,9 juta, sedangkan angka perceraian tembus hingga 581.000 pada tahun yang sama. Hasto Wardoyo mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utama dari banyaknya perceraian adalah kehadiran "toxic people" atau orang yang beracun dalam hubungan.

Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa situasi saat ini menunjukkan bahwa banyak keluarga bercerai karena salah satu atau kedua pasangan termasuk dalam kategori "toxic people."

"Saat ini, angka perceraian tinggi karena banyak keluarga asalnya adalah orang toxic bertemu orang waras, orang waras bertemu orang toxic, atau orang toxic bertemu orang toxic akhirnya berakhir dengan konflik dan perceraian."

Baca Juga : Suami Syok Besarkan Anak dari Orang Lain, Istri Minta Cerai

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan "toxic people"? Toxic people adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan individu yang mendatangkan dampak negatif dan merusak dalam hubungan atau kehidupan orang lain dalam jangka panjang.

Mereka memiliki sifat-sifat seperti egois, manipulatif, kasar, dan kurang berempati. Toxic people juga sering kali menunjukkan tanda-tanda narsisisme atau perilaku antisosial. Mereka dapat ditemukan di berbagai aspek kehidupan, termasuk keluarga, teman, rekan kerja, atasan, tetangga, atau pemimpin dalam suatu organisasi.

Beberapa tanda yang dapat membantu mengidentifikasi toxic people termasuk butuh perhatian berlebihan, ketidakmampuan untuk menghargai batasan orang lain, penyalahgunaan obat-obatan atau zat tertentu, perilaku manipulatif, suka menciptakan drama, dan ketidak konsistenan dalam berperilaku dan berkomitmen.

Menangani toxic people bisa menjadi tugas yang sulit, karena kehadiran mereka dapat menguras energi dan merusak hubungan. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghadapi mereka:

  1. Singkirkan toxic people: Salah satu langkah yang penting adalah untuk menjauhkan diri dari toxic people. Menciptakan jarak dari individu yang merusak hubungan dan mengganggu kehidupan adalah langkah yang bijak.
  2. Hadapi: Jika Anda tidak bisa menghindari interaksi dengan toxic people, berbicaralah dengan mereka secara langsung. Ekspresikan perasaan Anda dan bicarakan perilaku yang merusak.
  3. Tetapkan batasan: Tetapkan batasan yang jelas dan tegas dalam interaksi dengan toxic people. Beri tahu mereka bahwa perilaku mereka tidak dapat diterima dan Anda tidak akan menerima perlakuan yang merugikan.

BKKBN mencatat bahwa membangun keluarga yang berkualitas adalah tujuan utama, dan untuk mencapai itu, penting untuk menghindari adanya toxic people dalam hubungan. Keluarga harus dibangun dengan asas-asas "asah, asih, dan asuh," yang melibatkan pendidikan keagamaan yang baik, kasih sayang yang tulus, dan perlindungan yang memadai.

@baperanews.com Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, telah mengungkapkan bahwa angka perceraian di Indonesia terus meningkat dan mencapai tingkat yang sangat tinggi. #viral #toxicpeople #rumahtangga #perceraian ♬ Dj Sound Jj Slowed Reverb Bass Boosted - MREL

Baca Juga : Ammar Zoni Sudah Pasrah Jika Irish Bella Gugat Cerai