Anak Aniaya Orang Tua di Palembang Gegara Beda Pilihan Capres

Seorang anak menganiaya orang tuanya karena perbedaan pilihan politik dalam debat capres. Baca selengkapnya di sini!

Anak Aniaya Orang Tua di Palembang Gegara Beda Pilihan Capres
Anak Aniaya Orang Tua di Palembang Gegara Beda Pilihan Capres. Gambar : Ilustrasi Kreator BaperaNews Via Canva

BaperaNews - Seorang anak di Palembang, berinisial AD, dikabarkan tega menganiaya kedua orang tuanya, MA dan ND, hanya karena perbedaan pilihan dalam debat calon presiden (capres) yang digelar pada 4 Februari 2024 lalu. Insiden anak aniaya orang tua ini telah dilaporkan ke Polrestabes Palembang dan menjadi perhatian publik.

Perbedaan pendapat antara keluarga ini bermula saat menonton debat capres di televisi. 

"Awalnya kami nonton (debat) bersama lalu terjadi perbedaan pendapat hingga terjadi pertengkaran," ungkap MA. Pemicu utama perkelahian tersebut terjadi ketika sang istri mematikan televisi setelah debat selesai dan menyuruh AD untuk tidur guna menghindari konflik.

Menurut MA, keputusan mematikan televisi tersebut membuat emosi AD meledak, dan dia tidak senang disuruh tidur oleh orang tuanya.

"Saat cekcok itu, dia (terlapor) memukul saya di bagian wajah hingga merah begini," ungkap MA.

Kasus ini mendapatkan perhatian serius dari pihak berwajib. Laporan korban telah diterima dengan nomor polisi LP/B/303/II/2024/SPKT/Polrestabes Palembang/Polda Sumsel. Kepolisian berjanji untuk segera menindaklanjuti kasus ini.

Baca Juga: Ayah Aniaya Anak Tiri hingga Tewas, Ternyata Masih Balita

"Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus ini dan memastikan keadilan ditegakkan," ujar seorang juru bicara Polrestabes Palembang. Polisi juga meminta keterangan dari saksi-saksi yang mungkin ada untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang kejadian tersebut.

Kasus ini menjadi peringatan terhadap dampak emosional dan konflik dalam keluarga akibat beda pilihan capres. Pilihan politik seharusnya tidak menjadikan keluarga terpecah belah, apalagi sampai menimbulkan kekerasan fisik.

Sementara itu, masyarakat di Palembang menyampaikan keprihatinan mereka terhadap insiden penganiayaan ini. Beberapa mengajak untuk lebih bijak dalam menyikapi perbedaan pendapat, terutama di tengah keluarga.

"Kita harus belajar untuk menghormati perbedaan pendapat, terutama di kalangan keluarga. Kekerasan bukan solusi," ujar seorang warga Palembang.

Baca Juga: 2 Preman di Tasikmalaya Aniaya Sopir Angkutan Umum hingga Tewas