LPA, PPA, Dan Polda Usut Kasus Anak SD Meninggal Usai Dibully Setubuhi Kucing, Orang Tua Minta Keadilan
Tim PPA Polda Jabar akan terus menyelidiki kasus meninggalnya anak SD yang dipaksa setubuhi kucing dan LPA juga ikut akan memantau kasus tersebut.
BaperaNews - Kepolisian daerah Jawa Barat menurunkan Tim Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) untuk menyelidiki kasus meninggalnya anak SD berumur 11 tahun di Tasikmalaya yang dibully teman-temannya.
Diketahui anak SD tersebut dipaksa setubuhi kucing sambil direkam dengan ponsel hingga membuat depresi dan meninggal dunia.
“Terkait adanya peristiwa tersebut, besok tim PPA Polda Jabar akan melakukan asistensi” ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo (21/7). Adapun kasus ini saat ini dalam penanganan Polres Tasikmalaya, “Tim akan melakukan asistensi ke Polres untuk pendalaman dan klarifikasi” imbuhnya.
Sementara itu, Manager Program Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jabar, Diana Wati mengaku akan memantau kasus perundungan atau bully yang menyebabkan anak SD tersebut meninggal dunia.
Diana menjelaskan, LPA akan koordinasi dengan sejumlah pihak untuk mengusut tuntas kasus ini. “Kami sedang mencari tahu kronologi lengkapnya karena kami juga baru tahu informasinya, apalagi saat mengetahui pelakunya ialah anak-anak” ujarnya.
Manager Program LPA, Diana juga menjamin pihaknya mendukung penuh polisi untuk mengusut tuntas kasus bully bocah SD yang dipaksa setubuhi kucing tersebut agar kasus ini tidak berulang dan mengetahui latar belakang pelaku.
Baca Juga : Kronologi Bocah SD Dipaksa Setubuhi Kucing, Meninggal Karena Depresi Berat
“Kami pernah menangani kasus serupa dan setelah ditelusuri ternyata pelaku sebelumnya menjadi korban dari kekerasan seksual, kami khawatir banyak anak yang jadi korban sehingga perlu juga untuk fokus menangani pelaku. Selain mengambil keterangan dari pelaku, pelaku juga harus direhabilitasi” imbuhnya.
Seorang anak SD ini meninggal dunia di Kecamatan Singaparna, Tasikmalaya, Jabar usai dirundung atau bully teman-temannya, ia dipaksa bersetubuh dengan kucing dan direkam dengan ponsel.
Rekaman tersebut kemudian disebarkan dan membuat korban depresi hingga tak mau makan dan minum. Orang tua korban, AD (41) dan TI (39) Nampak sendu ketika bercerita pengalaman pahit yang dialami anaknya, mereka masih sangat berduka.
Ibu korban menyebut anaknya sakit keras seminggu sebelum meninggal dunia, sakit tenggorokan hingga membuat anaknya tak mau makan dan minum, korban juga selalu murung dan melamun. Ia tak menyangka anaknya mendapat perundungan di sekolah.
Orang tua dari anak SD yang dibully teman-temannya di sekolah untuk setubuhi kucing akhirnya melihat video perundungan anaknya dan bertanya kepada anaknya kenapa mau melakukannya, korban (bocah SD) menjawab karena dipaksa dan dipukul oleh teman-temannya. “Anak saya mengaku dipukul sama temannya, saya hancur waktu lihat videonya” ujarnya.
Orang tua korban berharap kasus anak kesayangannya bisa diusut dengan tuntas dan mendapat keadilan.