Hacker Bjorka Ungkap Motif Asli Mengganggu Indonesia, Ngaku Korban Orde Baru

Motif dari aksi hacker Bjorka yang membobol sejumlah data pemerintah Indonesia akhirnya terungkap, ia mengaku bahwa menjadi korban Orde Baru pasca 1965.

Hacker Bjorka Ungkap Motif Asli Mengganggu Indonesia, Ngaku Korban Orde Baru
Motif asli hacker Bjorka menganggu Indonesia, ngaku korban Orde baru. Gambar : freepik.com/Dok. Macrovector

BaperaNews - Aksi hacker Bjorka membobol sejumlah data pemerintah Indonesia terungkap motifnya, ternyata karena orang dekatnya menjadi korban kebijakan Orde Baru pasca 1965. Aksi terbaru Bjorka ialah mengumbar Muchdi Purwopranjono sebagai sosok yang menjadi dalang pembunuh aktivis HAM Munir, ia juga mengungkap data-data pribadi Muchdi secara lengkap.

Setelahnya, Bjorka curhat di Twitter, entah ini memang cerita asli atau hanya karangan semata, ia menyebut aksinya yang mengganggu Indonesia ialah bentuk cara baru berdemokrasi, pemimpin teknologi menurutnya jangan seorang tentara atau politisi.

“Pemimpin tertinggi di teknologi harusnya ditugaskan kepada orang yang mengerti, bukan kepada politisi dan tentara, karena mereka cuma orang bodoh” tulisnya memulai cerita pada Minggu (11/9).

Bjorka menyebut data pemerintah Indonesia begitu mudah dibobol. Ia mendedikasikan aksinya untuk seorang kawan orang Indonesia yang kini tinggal di Warsawa, Polandia.

“Saya punya seorang kawan baik di Warsawa dan dia banyak bilang betapa kacaunya Indonesia, saya melakukan ini untuknya” lanjutnya.

Rekannya tersebut, kata Bjorka, kehilangan status WNInya akibat kejadian Orde Baru pada tahun 1965, “Jadi jangan repot-repot mencari orangnya lewat kemlu, dia tak lagi diakui Indonesia sebagai warga Negara karena kebijakan tahun 1965, walaupun dia seorang bapak tua yang sangat cerdas” terangnya.

Baca Juga : Daftar Kebocoran Data di Indonesia yang Diumbar Hacker Bjorka

Orang itulah yang mengurus Bjorka sejak ia lahir, sosok itu juga ingin pulang ke Indonesia untuk membangun teknologi, meski ia melihat hal menyedihkan sebagaimana nasib BJ Habibie. Hingga akhir hayatnya pada tahun lalu, rekannya tersebut tidak bisa pulang ke Indonesia.

“Tahun lalu dia meninggal dunia, orang tua ini mengurus saya sejak lahir, dia ingin pulang dan melakukan sesuatu dengan teknologi meskipun dia lihat betapa sedihnya menjadi seorang Habibie, dia tidak punya waktu untuk melakukannya hingga meninggal dengan damai” jelasnya.

Bjorka kemudian mengungkapkan bahwa aksinya mengganggu Indonesia adalah caranya untuk mewujudkan mimpi almarhum.

“Kami punya tujuan yang sama, agar Negara tempat ia lahir bisa berubah menjadi lebih baik, senang berkenalan dengan Anda semua” tutupnya. Namun sekali lagi, cerita ini belum bisa dikonfirmasi benar tidaknya.

Sebagai informasi peristiwa G30S PKI 1965 ialah peristiwa kerusuhan masa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Saat itu, banyak orang-orang Indonesia dianggap PKI sehingga tidak diakui kewarganegaraannya dan kemudian mereka pergi ke luar negeri ke Eropa dan Negara-negara lainnya.

Baca Juga : Tanggapan Istana Soal Bocornya Dokumen Rahasia BIN Ke Jokowi Yang Dijual Hacker Bjorka