Staff Reuters Tewas dalam Serangan Rusia di Hotel Ukraina

Seorang anggota tim media Reuters meninggal dunia akibat serangan Rudal yang dilakukan oleh Rusia di sebuah hotel di Kramatorsk, Ukraina Timur. 

Staff Reuters Tewas dalam Serangan Rusia di Hotel Ukraina
Staff Reuters Tewas dalam Serangan Rusia di Hotel Ukraina. Gambar : AFP/Genya Savilov

BaperaNews - Seorang anggota tim media Reuters yang bertugas sebagai konsultan keamanan, tewas dalam serangan rudal yang dilakukan oleh Rusia di sebuah hotel di Kramatorsk, Ukraina Timur. 

Insiden tragis ini terjadi pada Sabtu (24/8) pukul 22.35 waktu setempat, di mana rudal Iskander Rusia menghantam Hotel Sapphire, tempat sejumlah jurnalis yang meliput perang Ukraina-Rusia menginap.

Serangan ini juga melukai dua jurnalis Reuters lainnya, salah satunya mengalami luka serius, sementara tiga lainnya berhasil selamat tanpa cedera.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengutuk keras serangan rudal ini dan menyebut Rusia sebagai "negara teroris" yang harus terus ditekan oleh dunia internasional.

Zelensky menekankan bahwa tindakan seperti ini tidak boleh dibiarkan tanpa tanggapan yang tegas dari komunitas global.

Perang Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 2022 telah menyebabkan eskalasi kekerasan yang terus berlanjut, dengan serangan yang semakin sering terjadi di berbagai kota di Ukraina.

Kramatorsk, kota besar terakhir yang masih berada di bawah kendali Ukraina di wilayah Donetsk, sering menjadi sasaran serangan Rusia.

Kota ini juga dikenal sebagai pusat kegiatan pekerja bantuan dan jurnalis asing yang meliput perkembangan konflik di wilayah tersebut.

Serangan rudal pada Sabtu malam tidak hanya menghancurkan Hotel Sapphire, tetapi juga menyebabkan kerusakan signifikan pada bangunan di sekitarnya.

Reuters, dalam pernyataannya pada Minggu (25/8), menyampaikan duka yang mendalam atas kehilangan konsultan keamanan mereka yang gugur dalam serangan tersebut.

Konsultan ini dikenal memiliki peran penting dalam menjaga keselamatan banyak jurnalis yang meliput berbagai konflik di seluruh dunia. 

"Ia adalah rekan kerja yang luar biasa dan seorang teman baik. Kami akan sangat merindukannya," demikian pernyataan resmi dari Reuters.

Baca Juga : Viral! Presiden Rusia Vladirim Putin Cium Al Quran Berlapis Emas di Masjid Chechen

Serangan terhadap jurnalis dan pekerja media di zona perang telah menjadi isu serius sejak awal invasi Rusia ke Ukraina. Serangan ini menambah daftar panjang korban di kalangan jurnalis yang tewas atau terluka saat meliput konflik bersenjata.

Sejak invasi dimulai, banyak jurnalis dari berbagai negara telah menjadi korban serangan yang ditujukan ke lokasi-lokasi yang seharusnya aman, seperti hotel dan pusat bantuan kemanusiaan.

Jaksa Ukraina menyebutkan bahwa serangan rudal pada Sabtu malam tersebut memang sengaja ditargetkan ke Hotel Sapphire, tempat di mana para jurnalis asing dan pekerja bantuan tinggal sementara.

Meskipun tidak ada pernyataan resmi dari pihak Rusia terkait serangan ini, pemerintah Ukraina menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan bagian dari upaya teror yang dilakukan Rusia untuk menekan media dan menggagalkan upaya peliputan independen terkait perang yang sedang berlangsung.

Serangan di Kramatorsk ini menegaskan betapa berbahayanya situasi di Ukraina Timur bagi para jurnalis yang bertugas di lapangan. Meskipun telah mengambil berbagai langkah keamanan, jurnalis tetap menjadi sasaran dalam konflik yang brutal ini.

Kejadian ini juga menunjukkan betapa pentingnya dukungan internasional terhadap kebebasan pers dan keselamatan jurnalis di zona konflik.

Kramatorsk, yang terus menjadi pusat perhatian dalam perang Ukraina-Rusia, telah menyaksikan banyak serangan sejak konflik dimulai.

Kota ini menjadi titik strategis bagi kedua belah pihak, dan sering kali menjadi lokasi pertempuran sengit.

Serangan rudal terbaru ini merupakan bagian dari eskalasi kekerasan yang terus meningkat di wilayah tersebut, dengan Rusia yang terus melancarkan serangan terhadap target-target yang dianggap penting.

Presiden Zelensky dalam pernyataannya kembali menyerukan dukungan dari komunitas internasional untuk menekan Rusia agar menghentikan serangan-serangan yang tidak hanya merusak infrastruktur sipil, tetapi juga mengancam nyawa para jurnalis dan pekerja bantuan yang berusaha menjalankan tugas mereka di tengah konflik.

Dunia internasional diharapkan untuk terus memberikan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Rusia, agar tindakan kekerasan seperti ini dapat dihentikan.

Baca Juga : Jumlah Korban Tewas Akibat Serangan Ukraina di Kursk Meningkat