Wanita Telanjang Dada di Prancis Ditangkap Polisi
Wanita yang ditangkap karena telanjang dada di Prancis memicu demo massa, dimana warga berunjuk rasa meminta agar pelaku dibebaskan.
BaperaNews - Seorang wanita ditangkap karena telanjang dada di tempat umum. Namun warga justru membelanya dan berdemo di jalan menuntut agar pelaku dibebaskan dan tidak proses hukum.
Wanita telanjang itu warga Prancis bernama Marina. Marina telanjang dada alias topless pada hari Rabu (23/8) ketika datang ke festival di Aurillac, wilayah Prancis bagian selatan yang dikenal dengan pemandangan indahnya dan ramai turis terutama di musim panas.
Marina ditangkap atas dugaan eksibisionisme seksual atau kelainan berupa hobi memperlihatkan bagian intim kepada orang lain di tempat publik oleh pihak berwenang setempat.
Terlebih ketika aksi topless dilakukan, kota Aurillac sedang ramai oleh turis dan pengunjung teater jalanan lainnya. Festival digelar tiap tahun dan selalu ramai.
Marina pun mendapat tuntutan dari Pengadilan Prancis. Namun warga setempat merasa langkah hukum yang diberikan pada Marina tidak adil. Warga berdemo meluapkan kemarahan dan menyampaikan dukungan pada Marina.
Sementara Marina mengaku ia telanjang dada di festival itu karena merasa sangat gerah di tengah musim panas. Ia ingin mendapat kebebasan sebagaimana banyak pria yang bertelanjang dada.
Baca Juga : Prancis Larang Pelajar Kenakan Abaya di Sekolah
Ia pun nekat melakukannya dan topless di tempat umum. Petugas kepolisian yang berjaga sempat meminta agar Marina menutup dadanya namun Marina menolak sehingga ia digiring pihak kepolisian.
Ribuan warga demo membela Marina, turun ke jalan pada hari Sabtu (26/8) dengan membawa slogan berisi dukungan untuk Marina termasuk “Aurillac Topless” dan “Apa bedanya pria dan wanita bertelanjang dada?”.
Pada unjuk rasa tersebut bahkan seluruh warga yang berdemo bertelanjang dada baik itu laki-laki maupun wanita yang seolah menantang aparat kepolisian.
Unjuk rasa yang damai berubah dari aksi anarkis usai sejumlah pendemo membakar bendera nasional Prancis di depan kantor Pengadilan dan mendobrak masuk sampai menyalakan api.
Demo berhasil dihentikan usai Walikota setempat Pierre Mathonier menemui salah satu perwakilan pendemo. Mathonier mengerti keinginan Marina yang ingin setara dengan laki-laki namun ia kecewa dengan adanya kerusuhan.
“Kesetaraan perempuan dan laki-laki memungkinkan adanya perlakuan sama antara payudara wanita dan pria” kata Mathonier.
Di Prancis sendiri banyak wanita bertelanjang dada di pantai dan hal itu tidak diproses hukum. Kontroversi serupa sempat muncul di tahun 2020 lalu ketika sekelompok wanita memperlihatkan payudara mereka di pantai dan diadukan ke pihak berwenang.
Baca Juga : Alasan Jepang Buang Limbah Nuklir Fukushima ke Laut