Survei Pemilu AS Terbaru, Trump Ungguli Joe Biden di Pilpres 2024
Hasil survei Universitas Marquette mengejutkan: Donald Trump unggul tipis atas Joe Biden dalam proyeksi pemilihan presiden 2024. Baca selengkapnya di sini!
BaperaNews - Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh Universitas Marquette di Amerika Serikat, mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, diprediksi akan memenangkan pemilihan presiden 2024, mengalahkan presiden petahana, Joe Biden.
Survei yang dilakukan antara tanggal 5 hingga 15 Februari 2024 itu mengungkapkan bahwa Trump memimpin dengan sedikit selisih suara atas Biden.
Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa 51% pemilih terdaftar menyatakan niat mereka untuk memilih Trump, sementara 49% sisanya mendukung Joe Biden. Ketika menghitung pemilih potensial, dukungan terhadap Trump meningkat menjadi 52%, sedangkan dukungan terhadap Biden menurun menjadi 48%.
Selain itu, survei juga mencatat bahwa jika calon presiden dari Partai Republik adalah mantan Duta Besar PBB dan mantan Gubernur South Carolina, Nikki Halley, dukungan terhadap Partai Republik akan semakin meningkat.
Sebanyak 58% responden menyatakan akan mendukung Partai Republik jika calonnya adalah Halley, sementara dukungan terhadap Biden menurun menjadi hanya 42%.
Baca Juga: Donald Trump Akan Didakwa Atas Kasus Suap Bintang Porno
Meskipun begitu, survei juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang masih ragu-ragu tentang preferensi mereka terhadap calon presiden dari Partai Republik cenderung memilih Trump daripada Halley. Hal ini mengindikasikan bahwa Trump masih memegang pengaruh yang kuat di kalangan pemilih Republik.
Dalam survei tersebut, para responden juga menyatakan kepercayaan mereka terhadap Trump dalam menangani masalah imigrasi, keamanan perbatasan, dan ekonomi. Sementara itu, mereka lebih percaya kepada Joe Biden dalam kebijakan terkait aborsi, layanan kesehatan, dan layanan keamanan sosial.
Namun, jejak Donald Trump tidak terlepas dari sederet kontroversi yang melingkupi masa kepresidenannya. Salah satu kontroversi yang mencuat adalah terkait dugaan tindak pidana pemilu di Georgia pada 2020 lalu. Trump secara keliru mengklaim kemenangan dan berusaha membatalkan hasil pemilu dengan berbagai upaya, termasuk tekanan kepada pejabat pemilu.
Selain itu, Trump juga pernah didakwa terkait skema pembayaran diam-diam kepada orang-orang yang berpotensi membocorkan informasi sensitif tentangnya. Pada Juni tahun sebelumnya, dia harus menghadapi dakwaan dalam penyelidikan atas kesalahan penanganan dokumen rahasia.
Baca Juga: Begini Kondisi Joe Biden Setelah Operasi Pengangkatan Sel Kanker Kulit