Malaysia Diterjang Banjir, Deputi PM Ahmad Zahid Sebut Berpotensi Lebih Buruk dari 2014
Banjir besar di Malaysia tewaskan 3 orang dan evakuasi 80 ribu warga. Deputi PM Ahmad Zahid sebut potensi lebih buruk dari 2014. Pemerintah kerahkan 82 ribu personel.
BaperaNews - Banjir besar melanda sejumlah negara bagian di Malaysia, menyebabkan tiga orang tewas dan lebih dari 80 ribu warga harus dievakuasi ke tempat penampungan sementara.
Peristiwa ini terjadi di tengah musim hujan yang melanda negara tersebut pada Oktober hingga Maret setiap tahunnya.
Menurut laporan Pusat Komando Bencana Nasional pada Jumat (29/11), total 80.859 orang telah dipindahkan ke 467 tempat penampungan yang tersebar di tujuh negara bagian.
Wilayah yang paling parah terdampak adalah Kelantan, yang berbatasan langsung dengan Thailand, dan Terengganu.
Deputi Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamid, yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Manajemen Bencana Nasional, menyatakan bahwa banjir kali ini memiliki potensi untuk menjadi yang terburuk sejak 2014. Pada saat itu, sekitar 250 ribu orang harus mengungsi akibat banjir besar yang melanda wilayah tersebut.
"Mengingat parahnya situasi, semua pihak telah dimobilisasi untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan korban banjir," ujar Ahmad Zahid Hamid, seperti dikutip dari Reuters.
Untuk menangani situasi ini, pemerintah Malaysia telah mengerahkan lebih dari 82 ribu personel keamanan. Peralatan penyelamatan seperti perahu, kendaraan roda empat, dan helikopter juga dikerahkan untuk membantu evakuasi warga dari daerah yang terendam banjir.
Badan Meteorologi Malaysia sebelumnya telah memperingatkan kemungkinan hujan deras yang akan berlangsung hingga akhir pekan ini. Intensitas curah hujan yang tinggi menjadi penyebab utama meluapnya sungai dan genangan air di beberapa wilayah.
Baca Juga : Kuala Lumpur Dilanda Banjir Bandang, Beberapa Jalan Menuju Pusat Bandar Tergenang Air
Di Negara Bagian Kelantan, banjir telah merendam banyak permukiman, memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat yang lebih aman.
Terengganu juga melaporkan situasi serupa dengan ribuan warga yang mengungsi akibat banjir yang menggenangi jalan raya dan merusak fasilitas umum.
Ahmad Zahid menambahkan bahwa pemerintah terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengurangi dampak banjir.
Selain itu, ia memastikan bahwa pasokan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya akan tersedia di semua tempat penampungan sementara.
Banjir di Malaysia selama musim hujan bukanlah hal baru. Namun, intensitas dan luasnya dampak banjir kali ini telah membuat banyak pihak membandingkannya dengan bencana serupa yang terjadi satu dekade lalu.
Pada tahun 2014, banjir besar juga melanda wilayah ini, menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan dan memengaruhi ratusan ribu orang.
Seorang warga Kelantan, yang dievakuasi ke tempat penampungan sementara, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi saat ini.
"Kami sudah terbiasa dengan banjir saat musim hujan, tetapi kali ini air naik lebih cepat dan lebih tinggi," katanya.
Sementara itu, di Terengganu, tim penyelamat menghadapi tantangan berat karena jalan utama menuju daerah terdampak terputus akibat banjir.
Helikopter digunakan untuk menjangkau area yang sulit diakses, terutama untuk mengevakuasi warga yang terjebak.
Baca Juga : Banjir Bandang di Valencia Menewaskan 95 Orang, Spanyol Berkabung