GISB Bantah Terlibat dalam Kasus Pelecehan terhadap 400 Anak di Panti Malaysia
Global Ikhwan Services and Business (GISB) secara tegas membantah bahwa mereka tidak terlibat dalam kasus pelecehan terhadap 400 anak di panti asuhan Malaysia.
BaperaNews - Global Ikhwan Services and Business (GISB) secara tegas membantah keterlibatan dalam kasus dugaan pelecehan anak yang terjadi di sejumlah panti asuhan di Malaysia.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Rabu (11/9), GISB menegaskan bahwa perusahaan mereka tidak pernah terlibat dalam kegiatan ilegal, terutama yang berkaitan dengan eksploitasi anak.
“Kami membantah tuduhan ini dan menegaskan bahwa perusahaan tidak akan berkompromi dengan kegiatan apa pun yang melanggar hukum, khususnya mengenai eksploitasi anak-anak sebagai pekerja,” ujar perwakilan GISB dalam pernyataan tersebut.
Kasus ini bermula dari operasi besar-besaran yang dilakukan oleh Kepolisian Malaysia di 20 panti asuhan yang berada di dua negara bagian pada pekan lalu.
Dalam operasi tersebut, pihak berwenang menangkap 171 orang dewasa, termasuk beberapa ustaz, dan menyelamatkan 402 anak yang diduga menjadi korban pelecehan seksual.
Menurut Inspektur Jenderal Polisi Razarudin Husain, anak-anak tersebut diduga menjadi korban eksploitasi dan pelecehan, termasuk tindakan sodomi oleh wali dewasa di panti asuhan tersebut.
Pihak berwenang juga mencurigai bahwa anak-anak ini dipekerjakan secara tidak sah oleh perusahaan.
“Kami yakin 402 anak tersebut adalah anak dari anggota GISB. Mereka dibawa ke panti asuhan sejak lahir, dan di sana mereka mengalami pelecehan,” ujar Razarudin dalam konferensi pers pada Kamis, 12 September 2024.
Baca Juga : Pengasuh Ponpes jadi Tersangka Pelecehan Remaja yang sedang Jalani 'Trauma Healing'
Sebagai bagian dari langkah perlindungan, pihak berwenang Malaysia telah mulai memindahkan anak-anak korban ke shelter yang lebih aman di beberapa lokasi, termasuk Bukit Beruntung, Cheras, dan Seremban.
Dari total 402 anak yang diselamatkan, beberapa di antaranya merupakan penyandang disabilitas dan autisme.
Razarudin menambahkan bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan investigasi mendalam terhadap tuduhan pelecehan ini, termasuk wawancara dengan para pengurus panti asuhan dan anak-anak yang menjadi korban.
GISB, yang merupakan perusahaan konglomerat dengan operasi di berbagai negara seperti Malaysia, Timur Tengah, Eropa, dan Asia, menyatakan kesiapan mereka untuk bekerja sama dengan pihak berwenang dalam menyelesaikan masalah ini.
Perusahaan ini juga menegaskan komitmennya untuk tetap mematuhi hukum dan etika yang berlaku.
Otoritas agama Islam di Malaysia juga ikut memantau kasus ini dengan ketat. Mereka menyatakan akan terus mengawasi kegiatan GISB guna memastikan bahwa tidak ada penyimpangan dari ajaran Islam yang terjadi di lingkungan perusahaan tersebut.
GISB Holdings didirikan pada tahun 2010 dan memiliki aset yang cukup besar, dengan bisnis yang mencakup supermarket, restoran, toko roti, dan banyak lainnya.
Menurut laporan 2022, GISB memiliki lebih dari 5.000 karyawan dan mengoperasikan 415 bisnis di 20 negara di berbagai benua.
Baca Juga : Ketua Departemen di Unhas Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke 4 Mahasiwi Akhir