Singapura Akan Luncurkan Program Prakerja, Korban PHK Bisa Dapat Rp71 Juta
Singapura siap meluncurkan program bantuan Rp71,3 juta bagi korban PHK melalui SkillsFuture Jobseeker Support.
BaperaNews - Singapura berencana meluncurkan program bantuan untuk para korban pemutusan hubungan kerja (PHK), dengan nominal bantuan sebesar 6.000 dolar Singapura atau setara Rp71,3 juta per orang.
Program ini, yang bernama SkillsFuture Jobseeker Support, akan memberikan dukungan finansial kepada korban PHK maksimal selama enam bulan. Rencana ini tengah digodok oleh pemerintah Singapura dan diumumkan oleh Perdana Menteri Lawrence Wong dalam Pidato Kenegaraan pada Minggu (8/7).
Program ini diharapkan dapat membantu pekerja yang terdampak PHK, terutama mereka yang berada di sektor berpenghasilan rendah dan menengah, untuk bangkit kembali melalui pelatihan dan pembinaan karier.
Meski rincian program ini masih akan dijelaskan lebih lanjut oleh Menteri Tenaga Kerja Singapura, Wong menegaskan bahwa bantuan hanya akan diberikan kepada korban PHK yang bersedia mengikuti pelatihan tersebut.
"Kami akan mendukung Anda, tetapi Anda juga harus bertanggung jawab atas tindakan Anda dan berusaha untuk bangkit dari PHK," tegas Wong dalam pidatonya.
Ia juga menambahkan bahwa pelatihan dan pembinaan karier ini adalah investasi penting bagi para pekerja untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di masa depan.
Wong menyampaikan bahwa pemerintah Singapura memang fokus pada bantuan bagi pekerja berpenghasilan rendah dan menengah yang terdampak perubahan cepat di dunia kerja.
Baca Juga: Singapura Eksekusi Gantung Mati 2 Terpidana Kasus Narkoba Hanya dalam Sepekan
Menurutnya, meskipun Singapura memiliki kualitas tenaga kerja yang sangat baik, perubahan industri dan tempat kerja yang semakin cepat memerlukan penyesuaian yang tidak mudah bagi sebagian pekerja.
"Pekerjaan tertentu mungkin akan usang di kemudian hari, namun di sisi lain, jenis pekerjaan baru dengan gaji yang lebih baik juga bermunculan," jelas Wong.
Ia menekankan pentingnya penerapan pembelajaran seumur hidup bagi seluruh pekerja di Singapura agar mereka bisa terus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah Singapura memandang pentingnya memberikan pelatihan yang relevan dan dukungan karier bagi mereka yang terkena dampak PHK.
Ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk memastikan bahwa tenaga kerja Singapura tetap kompetitif di pasar kerja yang terus berkembang.
Meskipun program ini menjanjikan bantuan yang signifikan, Wong menegaskan bahwa korban PHK harus berkomitmen untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan karier sebagai syarat untuk menerima bantuan tersebut.
Menurutnya, ini adalah bagian dari perjanjian sosial baru yang ditawarkan pemerintah kepada masyarakat.
"Ini adalah inti dari perjanjian sosial kita yang baru. Kami akan mendukung Anda, tetapi Anda juga harus mengambil tanggung jawab untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan Anda," ujar Wong.
Lebih lanjut, Wong menyatakan bahwa pelatihan ini bukan sekadar formalitas, melainkan bagian penting dari upaya untuk mempersiapkan para pekerja agar lebih siap menghadapi tantangan pekerjaan di masa depan.
Program ini diharapkan dapat membantu para korban PHK untuk tidak hanya kembali bekerja, tetapi juga mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan lebih sesuai dengan perkembangan industri saat ini.
Wong juga menyentuh pentingnya konsep pembelajaran seumur hidup sebagai bagian dari strategi untuk mengatasi tantangan di pasar kerja yang berubah cepat.
Ia mengatakan bahwa tidak semua orang mampu beradaptasi dengan perubahan ini dengan mudah, dan inilah alasan mengapa program pelatihan dan pembinaan karier sangat penting.
Menurutnya, dengan adanya dukungan dari pemerintah melalui program ini, para korban PHK diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan keterampilan mereka dan siap menghadapi tuntutan pekerjaan baru yang muncul akibat perkembangan teknologi dan perubahan industri.
Baca Juga: Uji Coba Biometrik, Bandara Changi Singapura Tak Perlu Tunjukkan Paspor