Israel-Hamas Sepakat Gencatan Senjata selama 3 Hari, Ini Alasannya!

Israel dan kelompok militan Hamas sepakat untuk menghentikan permusuhan selama tiga hari. Simak Alasannya di sini!

Israel-Hamas Sepakat Gencatan Senjata selama 3 Hari, Ini Alasannya!
Israel-Hamas Sepakat Gencatan Senjata selama 3 Hari, Ini Alasannya!. Gambar: Dok. Chatam House

BaperaNews - Israel dan kelompok militan Hamas telah mencapai kesepakatan untuk menghentikan permusuhan selama tiga hari guna memfasilitasi vaksinasi polio bagi 640.000 anak-anak di Jalur Gaza

Gencatan senjata ini akan dimulai pada Minggu mendatang, memberikan kesempatan bagi tim medis untuk melaksanakan vaksinasi di wilayah yang terdampak konflik tersebut.

Rik Peeperkorn, pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk wilayah Palestina, mengungkapkan bahwa vaksinasi akan dimulai dari Gaza Tengah dan berlanjut ke Gaza Selatan serta Gaza Utara. 

Vaksinasi dijadwalkan berlangsung antara pukul 6 pagi hingga 3 sore waktu setempat selama tiga hari berturut-turut di setiap zona, dengan kemungkinan perpanjangan hingga hari keempat jika diperlukan.

"Pengalaman kami menunjukkan bahwa satu atau dua hari tambahan sering kali diperlukan untuk mencapai cakupan yang memadai," kata Mike Ryan, direktur kedaruratan WHO, kepada Dewan Keamanan PBB pada Kamis dalam pertemuan mengenai situasi kemanusiaan di Gaza.

Mike Ryan juga menegaskan bahwa cakupan minimal 90% diperlukan dalam setiap putaran kampanye vaksinasi untuk menghentikan penyebaran virus polio.

Keputusan untuk melaksanakan gencatan senjata ini diambil setelah WHO mengkonfirmasi bahwa seorang bayi di Gaza telah lumpuh akibat virus polio tipe 2, yang merupakan kasus pertama dalam 25 tahun terakhir di wilayah tersebut. 

Kampanye vaksinasi ini menjadi upaya mendesak untuk mencegah penyebaran polio lebih lanjut, tidak hanya di Gaza tetapi juga secara internasional.

Pejabat Hamas, Basem Naim, menyatakan kesiapan kelompoknya untuk bekerja sama dengan organisasi internasional guna memastikan kelancaran kampanye vaksinasi ini. 

"Kami siap bekerja sama dengan organisasi internasional untuk mengamankan kampanye ini, melayani dan melindungi lebih dari 650.000 anak-anak Palestina di Jalur Gaza," kata Naim kepada Reuters.

Baca Juga : Israel Melancarkan Serangan Besar-Besaran di Tepi Barat

Di pihak Israel, unit kemanusiaan militer Israel (COGAT) juga berperan dalam koordinasi kampanye vaksinasi ini. 

Oren Marmorstein, juru bicara kementerian luar negeri Israel, menjelaskan bahwa kampanye ini merupakan bagian dari jeda kemanusiaan rutin yang memungkinkan masyarakat Gaza mengakses pusat-pusat kesehatan untuk menerima vaksinasi. Ia menambahkan bahwa Israel akan terus menyalurkan bantuan ke Gaza selama periode gencatan senjata ini.

Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Robert Wood, menekankan pentingnya peran Israel dalam memastikan akses kemanusiaan dan menyerukan agar Israel menahan diri dari operasi militer selama kampanye vaksinasi berlangsung. 

Robert Wood juga meminta agar Israel menghindari penerbitan perintah evakuasi lebih lanjut selama masa gencatan senjata ini.

Sementara itu, konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun kembali memanas pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan terhadap Israel, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan sekitar 250 orang disandera, menurut laporan dari pihak Israel. 

Serangan balasan Israel terhadap Gaza yang dikuasai Hamas telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan setempat. 

Konflik ini juga telah menyebabkan hampir seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang mengungsi, menciptakan krisis kemanusiaan yang serius.

Operasi bantuan di Gaza, yang dipimpin oleh PBB dan organisasi kemanusiaan lainnya, mengalami kesulitan besar akibat kondisi permusuhan, ketidakamanan, dan perintah evakuasi massal yang sering kali mengganggu jalur distribusi bantuan. 

Joyce Msuya, penjabat kepala bantuan PBB, menyatakan bahwa untuk pertama kalinya dalam hampir 11 bulan konflik, Israel telah membatalkan perintah evakuasi di tiga blok di Deir al-Balah, sebuah daerah di Gaza. Ini memungkinkan PBB untuk mempertimbangkan kembali keberadaan staf mereka di wilayah tersebut.

Baca Juga : Puluhan Roket dari Rusia Digunakan Iran Hizbullah untuk Memborbardir Markas Militer Israel