Fahd A Rafiq: Kita Harus Patahkan Prediksi Indonesia Jadi Penghuni Papan Tengah Liga Negara
Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq mengajak generasi penerus bangsa untuk mematahkan prediksi 20 tahun kedepan Indonesia hanya menjadi papan tengah liga Negara Dunia.
Ahmad Sofyan (Kontributor) - Ketua Umum DPP Bapera, Fahd A Rafiq menyampaikan bahwa dalam 20 tahun kedepan Indonesia diprediksi hanya menjadi penghuni papan tengah liga Negara dunia dan ia meminta untuk generasi selanjutnya dapat mematahkan prediksi tersebut.
“Dalam buku Prisoners of Geography karya Tim Marshal (Mantan jurnalis yang saat ini menjadi editor diplomatik dan koresponden asing untuk Sky News) 10 peta yang menjelaskan tentang dunia, tidak ada nama Indonesia di sana. Yang menjadi pertanyaan adalah dimana posisi Indonesia dalam 20 tahun kedepan dalam percaturan dunia?” tanya Fahd A Rafiq di Jakarta pada Kamis (9/2).
Fahd A Rafiq menjelaskan, “Banyak pengamat dan ilmuwan politik luar Negeri yang memprediksi bahwa Indonesia di tahun 2050 tidak masuk dalam hitungan bahkan tidak dianggap, yang jadi pertanyaan bisakah kita mematahkan tesis mereka? Dan Indonesia emas dapat tercapai di tahun 2045, ini adalah tugas kita sebagai putra putri generasi penerus untuk mewujudkan hal tersebut.”
“Buku Tim Marshal menjadi primer informasi mengenai dinamika geografis kontemporer dari perspektif geopolitik dunia. Jika boleh ditarik benang merahnya, era reformasi menjadikan sistem ketatanegaraan Indonesia di restart kembali supaya tidak lambat untuk mendapatkan pembaruan software, namun software yang ditanam tidak membuat Indonesia dapat berlari kencang, sebaliknya justru menjadi lebih lambat,” lanjut Fahd A Rafiq.
Namun, lanjut Fahd, dalam buku tersebut tidak membahas rincis karena terdapat tiga Negara dianggap sudah di posisi atas seperti Amerika Serikat (AS), Tiongkok dan Rusia.
Baca Juga : Part 1, Fahd A Rafiq : Hoax Bisa Menghancurkan Persatuan Negeri dan Runtuhkan Tatanan Demokrasi
“Intinya dari dulu geopolitik dunia selalu bergeser di setiap masa dan zaman, karena ada pemain baru yang sedang top performa atau pemain lama yang kehilangan kekuatan,” jelas Fahd A Rafiq.
“Saya membahas peta ini sebab adanya kekuatan pengaruh dari sebuah Negara, sekali lagi saya perjelas, Indonesia tidak pernah lagi drawing maps atau tidak pernah menarik peta dunia versi Indonesia seperti yang dilakukan Patih Gajah Mada menarik peta Nusantara dan menggambar wilayah. Padahal itulah drawing maps yang dapat membuat Indonesia ada hingga saat ini,” tegas Fahd A Rafiq.
Dalam buku tersebut, Tim Marshal memiliki kesan Indonesia tidak dapat menarik garis peta, maka Indonesia ada di peta Negara lain.
“Kita ada di peta Amerika, Tiongkok dan Australia. Ketiga Negara yang disebut Tiongkok, Australia dan Amerika adalah penguasa kebijakan luar Negerinya Indonesia, jadinya segitu parahnya Indonesia. Karena katanya Indonesia jadi penghuni papan tengah liga Negara dunia ini masih prediksi, jadi kita dapat patahkan prediksi itu semua,” pungkas Fahd A Rafiq.
“Kelebihan era reformasi yang sangat menonjol saat ini adalah masuknya arus informasi dan teknologi secara deras. Disisi lain, era tersebut membuat Indonesia berjalan begitu lambat, bahkan ketika Negara lain sudah memperbaiki dan memodifikasi Negerinya, Indonesia masih berjalan lambat dan tertinggal dari Negara-Negara ASEAN. Seperti kita ketahui Indonesia adalah kakak tertua di kawasan,” tutup Fahd A Rafiq.
Baca Juga : Part 2, Fahd A Rafiq: Virus Hoax Seperti Api, Efeknya Bisa Memundurkan Peradaban dan Hancurkan Persaudaraan
Penulis : Ahmad Sofyan (Bapera Pusat).