Sekjen PBB Kecam Operasi Israel Pada Palestina, Fahd A Rafiq: PBB Harus Tindak Tegas Israel
Sekretaris Jenderal PBB, menuduh Israel menggunakan kekuatan berlebihan terhadap kelompok-kelompok Palestina dalam serangan beberapa waktu terakhir.
Bapera News - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melalui Antonio Guterres sebagai Sekretaris Jenderal PBB, menuduh Israel menggunakan kekuatan berlebihan terhadap kelompok-kelompok Palestina dalam serangan beberapa waktu terakhir.
Operasi militer besar-besaran oleh Israel di Tepi Barat yang diduduki, menewaskan 12 warga Palestina dan satu tentara Israel pada Senin dini hari (3/7/2023). Operasi militer tersebut merupakan skala besar terhadap Jenin. Operasi yang diwarnai serangan udara dan ratusan tentara itu menewaskan beberapa warga Palestina.
Ketua Umum DPP Bapera Fahd El Fouz Arafiq menegaskan, Perserikatan Bangsa Bangsa harus tegas dan bertindak atas operasi militer yang dilakukan Israel terhadap Palestina, kekerasan merupakan bukan langkah tepat, ini adalah kejahatan perang.
“Saya harap Perserikatan Bangsa Bangsa harus bertindak tegas atas operasi militer yang dilakukan Israel terhadap Palestina, karena ini adalah skala besar dalam penyerangan terhadap tepi barat Palestina, Israel telah menggunakan kekuatan secara berlebihan terhadap kelompok-kelompok Palestina, PBB harus menindak negara Israel ini.” Ujar Fahd A Rafiq Sabtu (8/7/2023).
Dirinya juga berharap PBB jangan hanya mengecam, harus bertindak tegas, agar para warga Palestina tetap aman, diketahui bahwa dari serangan ini memakan korban jiwa 12 warga Palestina.
“PBB harus segera bertindak, karena ini merupakan untuk keamanan para warga sipil Palestina, diketahui dari serangan tersebut terdapat korban jiwa sebanyak 12 warga Palestina telah tewas.” Tutup Fahd A Rafiq.
Sekjen PBB Antonio Guterres juga menyebut serangan udara dan operasi darat yang dilakukan Israel di kamp pengungsi yang padat, sebagai “kekerasan terburuk di Tepi Barat” dalam beberapa tahun. Kekerasan itu berdampak signifikan terhadap warga sipil, termasuk lebih dari 100 orang terluka.
Penulis : FNID