Dapat Tekanan Tinggi Hingga Pelecehan Verbal, Para Guru di Korsel Demo Besar-besaran

Guru di Korea Selatan menggelar demo besar-besaran untuk menuntut perlindungan hak-hak mereka setelah seorang guru muda bunuh diri akibat tekanan dari orang tua murid.

Dapat Tekanan Tinggi Hingga Pelecehan Verbal, Para Guru di Korsel Demo Besar-besaran
Dapat Tekanan Tinggi Hingga Pelecehan Verbal, Para Guru di Korsel Demo Besar-besaran. Gambar : EPA-EFE/YONHAP SOUTH KOREA OUT

BaperaNews - Guru di Korea Selatan demo menuntut hak-hak guru di depan kantor Majelis Nasional Seoul, Korsel pada hari Senin (4/9).

Sekitar 50 ribu guru dari berbagai daerah Korsel berunjuk rasa menuntut perlindungan hak guru usai adanya seorang guru muda tewas bunuh diri diduga karena mendapat tekanan dan pelecehan verbal dari orang tua siswa pada Juli 2023 lalu.

Para pendemo mengangkat kertas bertuliskan “mengungkap kebenaran adalah cara untuk menghormati”. Guru di Korea Selatan demo karena merasa pemerintah lemah dalam mengambil langkah hukum terkait kasus in.

Pemerintah Korea Selatan cenderung pasif dalam melindungi hak-hak guru, terbukti dari data pemerintah selama 6 tahun terakhir hingga Juli 2023, sudah ada 100 guru di Korsel bunuh diri dimana 57 diantaranya guru di sekolah dasar.

Sementara guru muda yang baru-baru ini tewas bunuh diri berawal ketika korban memberi peringatan kepada muridnya yang berbuat bully atau perundungan pada temannya.

Orang tua murid yang seorang pejabat tidak terima dan tidak mengakui kesalahan anaknya. Orang tua murid justru memberi tekanan hingga pelecehan verbal pada korban. 

Baca Juga : Michael Jackson Dituntut Soal Kasus Pelecehan Seksual

Selain demo di Seoul, sekitar 70 ribu guru juga demo di tempat lain. Namun, pemerintah setempat menyebut tindakan demo yang dilakukan para guru ini ialah tindak ilegal yang mengancam kedisiplinan alih-alih memberi solusi atau berdiskusi dan mendengar tuntutan dari para guru.

Guru di Korea Selatan demo menguak fakta adanya rasa tidak aman para guru selama mengajar di sekolah. Seorang guru muda yang jadi korban pelecehan verbal oleh orang tua murid menceritakan tentang rasa takut setiap kali ia masuk kelas untuk mengajar.

“Dadaku terasa sangat sesak, merasa seperti akan jatuh ke suatu tempat. Saya bahkan tidak tahu dimana saya berada. Saya merasa sangat kewalahan dan ingin melepaskan semuanya” tulis korban di buku hariannya.

2 minggu setelahnya, guru muda berumur 23 tahun itu ditemukan tewas di lemari kelasnya oleh rekan-rekannya. Disadari bahwa korban telah bunuh diri.

Di kamar korban ditemukan setumpuk buku tentang cara mengatasi depresi. Juga ada setumpuk gambar dari siswa kelas 1 SD yang menggambarkan betapa korban sangat menyayangi muridnya.

Baca Juga : Bayi Korea Utara Dipenjara Seumur Hidup, Ada Apa?