Siswa Penyandang Disabilitas di Makassar Dibully Teman Sekelas dan Senior

Siswa SMP penyandang disabilitas di Makassar diduga menjadi korban perundungan oleh teman sekelas dan seniornya. Simak Selengkapnya!

Siswa Penyandang Disabilitas di Makassar Dibully Teman Sekelas dan Senior
Siswa Penyandang Disabilitas di Makassar Dibully Teman Sekelas dan Senior. Gambar: Ilustrasi Canva

BaperaNews - CH (14), siswa kelas VII SMP Negeri 4 Kota Makassar, Sulawesi Selatan, diduga menjadi korban perundungan oleh teman sekelas dan seniornya. 

Perundungan ini didokumentasikan dalam sebuah video yang menjadi viral di media sosial, memicu reaksi keras dari masyarakat dan keluarga korban.

Dalam rekaman yang beredar, terlihat CH, seorang siswa penyandang disabilitas fisik dengan tubuh pendek, mengalami kekerasan fisik dari teman-teman dan seniornya. Ia didorong dan ditendang di bagian kepala di depan kelas. 

Sebagai anak yatim piatu, CH terlihat tidak melawan dan hanya bisa pasrah menghadapi perlakuan tersebut.

Sepupu CH, Herman Rusdi, menyatakan bahwa pihak keluarga telah melaporkan insiden perundungan ini ke Polrestabes Makassar pada Kamis (13/6). 

"Iya, saya sudah melapor kemarin di Polrestabes," ungkap Herman kepada wartawan pada Jumat (14/6).

Menurut Herman, CH telah lama mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari teman-temannya. Sejak pertama kali masuk sekolah, CH kerap dipukuli dan diperas uang jajannya yang hanya Rp5.000 per hari. 

"Awal masuk sekolah selalu dibully, dimintai uang. Jajannya cuma Rp5 ribu. Kalau habis, dipukuli lagi," jelas Herman.

Herman juga mengungkapkan bahwa CH tidak pernah melaporkan kejadian ini kepada pihak sekolah karena takut. 

Baru setelah keluarga melihat video perundungan yang beredar, mereka memutuskan untuk mengambil tindakan hukum. 

"Dia tidak melapor kepada gurunya karena takut. Setelah kami melihat videonya, barulah kami pergi melapor ke polisi," tambahnya.

Keluarga berharap laporan ini segera ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian agar perundungan terhadap CH bisa dihentikan. 

"Kami ingin pelaku mendapat hukuman yang setimpal dan CH bisa bersekolah dengan tenang," ujar Herman.

Menanggapi laporan siswa penyandang disabilitas dibully tersebut, Kasi Humas Polrestabes Makassar, AKP Wahid, mengakui bahwa pihaknya belum menerima laporan terkait bullying di SMP Negeri 4 Kota Makassar. 

"Maaf, saya belum monitor itu," kata Wahid dalam tanggapan singkatnya.

Baca Juga : Siswi SMK di Cimahi Dibully Teman 3 Tahun, Depresi hingga Meninggal

Pihak sekolah, hingga saat ini, belum memberikan komentar resmi mengenai kasus siswa penyandang disabilitas dibully. 

Kejadian perundungan di Makassar ini memunculkan pertanyaan besar mengenai sistem pengawasan dan penanganan bullying di lingkungan sekolah. 

Kasus CH mendapatkan perhatian luas dari masyarakat yang mengecam tindakan perundungan tersebut. 

Banyak yang mengungkapkan keprihatinannya atas perlakuan yang diterima oleh CH, terutama mengingat statusnya sebagai penyandang disabilitas dan yatim piatu.

Pakar pendidikan dan aktivis perlindungan anak menekankan pentingnya pendidikan anti-bullying di sekolah-sekolah untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. 

“Sekolah harus menjadi tempat yang aman bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki disabilitas. Perlakuan seperti ini sangat tidak dapat diterima dan harus dihentikan dengan segera,” kata seorang aktivis perlindungan anak yang enggan disebutkan namanya.

Pihak sekolah diharapkan mengambil langkah tegas untuk melindungi siswa dan mencegah kejadian serupa. 

Program edukasi dan sosialisasi tentang bahaya bullying serta pelatihan bagi guru dan staf sekolah sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua siswa.

Kasus ini kini berada di bawah penyelidikan kepolisian, dan diharapkan para pelaku perundungan akan segera diproses hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku. 

Hukuman yang tegas diharapkan dapat menjadi efek jera bagi pelaku dan peringatan bagi siswa lain untuk tidak melakukan tindakan serupa.

Sementara itu, CH dan keluarganya membutuhkan dukungan moral dan psikologis untuk memulihkan trauma akibat perundungan ini. 

Konseling dan pendampingan akan sangat membantu dalam memulihkan kepercayaan diri CH dan memastikan ia bisa melanjutkan pendidikan tanpa rasa takut.

Baca Juga : Viral Cucu Kepsek Bully Tampar hingga Ancam Bunuh Siswi SD di Ambon