BaperaNews - Aksi bullying terjadi di Kota Ambon, Maluku, ketika seorang siswi SD menjadi korban perundungan oleh seorang kakak kelasnya. Video yang menampilkan aksi bully tersebut kemudian viral di media sosial.
Dalam video tersebut, terlihat jelas seorang pelaku yang merupakan cucu kepala sekolah, meremas mulut korban hingga membuatnya menangis ketakutan. Tidak hanya itu, pelaku lain juga terlibat dalam aksi tersebut, dengan menampar dan mendorong korban sambil mengeluarkan ancaman pembunuhan.
Peristiwa ini terjadi di SD 91 Waiheru, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, pada Selasa (28/5), sekitar pukul 10.00 WIT. Korban, seorang siswi kelas 5 dengan inisial KK, harus menghadapi bullyan tersebut dari kakak kelasnya yang juga merupakan cucu dari kepala sekolah setempat, berinisial KS.
Kepala sekolah SD 91 Waiheru, Komala Mumin, membenarkan kejadian tersebut, meskipun pada saat peristiwa terjadi, ia tidak berada di sekolah. Komala mengungkapkan bahwa ia baru mengetahui kejadian tersebut setelah videonya viral di media sosial. Reaksi spontan dari Komala pun membuat dirinya pingsan saat melihat video tersebut.
"Saya sedang antar mama saya ke acara pelepasan calon jemaah haji lalu ada video masuk di Wa," kata Komala kepada wartawan.
"Setelah lihat (video) jantung saya terpukul (berdenyut kencang) lalu saya pingsan dan tidak tahu apa-apa lagi," tambah Komala.
Baca Juga: Siswi SMP di Bogor Dibully Gegara Masalah Cowok
Kemudian, dalam keadaan tidak sadarkan diri, Komala mendapat pertolongan dari beberapa calon jemaah haji yang sedang mengikuti acara pelepasan. Setelah beberapa saat, ia kembali sadar dan mengaku sangat kecewa dengan insiden tersebut.
Pihak sekolah juga telah mengonfirmasi bahwa pelaku adalah cucu dari kepala sekolah. Selain itu, pihak sekolah juga meminta maaf kepada keluarga korban atas kejadian ini.
"Saya sangat kecewa sekali dengan kejadian ini," ujar Komala.
Pada kesehariannya, pelaku tidak menunjukkan perilaku aneh di sekolah. Hal ini membuat banyak pihak terkejut dengan aksi kekerasan yang dilakukannya.
Sementara itu, ibu dari pelaku merupakan seorang guru penggerak di salah satu sekolah tingkat pertama di Kota Ambon. Ia juga turut terpukul dengan kejadian tersebut, dan menegaskan bahwa anaknya tidak pernah menunjukkan tanda-tanda perilaku agresif sebelumnya.
Dengan kejadian cucu kepsek bully siswi ini, diharapkan akan muncul langkah-langkah konkret dalam pencegahan dan penanganan kasus bullying, sehingga tidak ada lagi siswa yang menjadi korban kekerasan di lingkungan sekolah.
Baca Juga: Remaja di Mamuju Sulbar Bunuh Temannya, Pelaku Ngaku Sering Dibully