Siswi SMK di Cimahi Dibully Teman 3 Tahun, Depresi hingga Meninggal
Siswi SMK Kesehatan di Cihanjuang meninggal dunia pada usia muda akibat depresi yang diduga disebabkan oleh perundungan. Simak selengkapnya di sini!
BaperaNews - Seorang siswi SMK Kesehatan di Cihanjuang, Cimahi Utara, berinisial N, telah meninggal dunia pada Kamis (30/5). Tragisnya, N diduga mengalami depresi berat yang diduga disebabkan oleh perundungan (bullying) yang dilakukan oleh teman sekolahnya selama tiga tahun, mulai dari kelas 10 hingga akhir kelas 12.
Menurut ibu korban, Siti Aminah (42), putrinya mengalami berbagai macam bentuk bullyan, termasuk kata-kata kasar yang ditujukan padanya. Bahkan, N pernah diperintahkan untuk gendong temannya dari toilet ke kelasnya saat masih duduk di kelas 10.
“Seperti kata-kata kasar yang ditujukan pada putri saya,” kata Siti saat ditemui di kediamannya, Senin (10/6).
“Waktu kelas 1 pernah disuruh gendong dari toilet ke kelasnya,” sambung dia.
Sayangnya, keluarga N tidak menyadari bahwa putri mereka menjadi korban perundungan di sekolah hingga mereka mendengarnya dari teman-temannya. Saat keluarga hendak mengadukan masalah tersebut ke sekolah, N menolak dengan alasan tidak ingin memperkeruh keadaan.
Namun, situasi memburuk saat N berada di kelas 12, yang membuat Aminah akhirnya mengambil tindakan. Mereka melaporkan kejadian tersebut ke sekolah karena kondisi psikis N semakin memburuk.
Baca Juga: Viral Cucu Kepsek Bully Tampar hingga Ancam Bunuh Siswi SD di Ambon
Meskipun video yang menunjukkan kondisi buruk N dikirimkan ke pihak sekolah, respons yang diberikan terbilang lambat. Bahkan, ketika Aminah mengunjungi rumah dari salah satu pelaku perundungan dan menunjukkan video kondisi putrinya, tidak ada rasa kasihan yang terlihat dari keluarga pelaku.
“Padahal saya sudah kirim videonya (kondisi N) ke wali kelas, ke yang lainnya juga. Tapi kenapa tindakannya lambat?” ujar Aminah tentang respon yang diberikan sekolah.
“Saya sudah memperlihatkan videonya waktu saya ke rumahnya (pelaku). Tapi kok tidak ada (terlihat) rasa sedih, rasa iba, atau kasihan. Malah terus saja membela anaknya," tambahnya.
Keadaan siswi dibully semakin memburuk hingga pada 13 Mei 2024, dia dibawa ke klinik dan dirawat selama seminggu karena kondisi psikisnya yang semakin terpuruk. N sering mengalami kejang-kejang disertai dengan ekspresi marah yang tidak dapat diluapkannya.
Setelah dirawat di klinik, N dibawa pulang ke kediaman neneknya di Cibogo, Bandung. Namun, pada Kamis (30/5), ketika dia akhirnya pulang ke rumahnya di Cihanjuang, N meninggal dunia.
View this post on Instagram