Sandi Butar Butar Laporkan Damkar Depok Atas Dugaan Korupsi ke Kejaksaan
Sandi Butar Butar, petugas pemadam kebakaran Depok, melaporkan dugaan korupsi di Dinas Damkar Kota Depok ke Kejaksaan Negeri.
BaperaNews - Sandi Butar Butar, seorang petugas pemadam kebakaran di Depok, mengajukan laporan dugaan korupsi terhadap Dinas Damkar Kota Depok ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Depok pada Senin, (9/9).
"Agendanya hari ini kita mendampingi Sandi Butar Butar yang akan melaporkan adanya dugaan korupsi di Damkar Kota Depok," ungkap Kuasa Hukum Sandi, Deolipa Yumara.
Deolipa menjelaskan bahwa laporan ini berlandaskan keluhan yang diterima terkait kondisi peralatan Damkar yang rusak.
"Karena ini kan banyak dari pengaduan Sandi, banyak peralatan-peralatan sudah lama rusak dan memang enggak pernah dibenahi, enggak pernah diperbaiki, dan perawatannya juga kurang," ungkapnya.
Ini tentu menjadi perhatian penting, mengingat anggaran yang dialokasikan setiap tahunnya untuk damkar Depok mencapai miliaran rupiah.
"Kalau potensi kerugian kan ada anggarannya tuh di Kota Depok, anggaran buat Damkar ya. Jadi potensi kerugiannya bisa Rp 1-4 miliar gitu," jelas Deolipa.
Sandi Butar Butar, bersama 80 rekannya, telah menyiapkan berbagai bukti dan dokumen untuk mendukung laporan ini.
"Beberapa bukti (disiapkan) sama dokumen file anak-anak Damkar dari 80 orang sudah tanda tangan untuk siap mendukung," kata Sandi.
Baca Juga: Petugas Damkar Sebut Pompa Mobil Damkar Ada Kendala Saat Kebakaran di Gereja Depok
Menariknya, Sandi juga mengaku siap menghadapi segala risiko yang mungkin timbul setelah laporan ini ditinjau oleh jaksa.
"Iya, siap (dengan risikonya). Karena saya cuma takut sama tiga hal, Yang Maha Kuasa, almarhum ibu saya, sama dua anak saya perempuan, sudah. Yang lain saya enggak pernah takut," ungkap Sandi.
Sandi Butar Butar sempat menjadi sorotan publik sebelumnya ketika ia memviralkan video yang menunjukkan kerusakan pada gergaji mesin dan rem tangan mobil Damkar.
"Saya mohon maaf sekali, setiap ada telepon di UPT kami dan UPT lainnya mengenai pohon tumbang. Bukannya kami tidak mau mengerjakan, tapi sensor kami rusak," jelas Sandi.
Setelah video tersebut viral, Sandi kembali melaporkan dugaan korupsi di Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok. Ia membawa sejumlah bukti, termasuk 60 lembar dokumen dan 30 video yang menunjukkan kerusakan peralatan.
"Misalnya, perawatan alat-alat yang tertera dalam anggaran tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Kami siap menjadi saksi untuk masalah ini, terutama terkait sarana dan prasarana," jelas Sandi.
Deolipa Yumara, kuasa hukum Sandi, menegaskan bahwa peralatan Damkar yang rusak seharusnya bisa segera diperbaiki karena ada anggarannya setiap tahun.
"Namun, banyak peralatan rusak yang tidak diperbaiki, padahal anggaran tersedia. Ini sangat merugikan masyarakat yang sering membutuhkan pertolongan dari Damkar," kata Deolipa.
Selain itu, Deolipa juga menyoroti masalah gaji yang tidak sesuai dengan risiko pekerjaan. Banyak petugas Damkar Depok terpaksa terjerat pinjaman online untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Gaji hanya sekitar Rp 3 juta per bulan tidak memadai. Banyak petugas yang harus bekerja tambahan sebagai ojek online dan terlibat dalam pinjaman online," tambahnya.
Baca Juga: Viral 'Room Tour' Alat Rusak, Petugas Damkar Depok Dipanggil Atasan