Pesan Terakhir Santri Banyuwangi yang Tewas Penuh Luka, Diduga Dianiaya Rekanya di Ponpes Kediri

Santri Banyuwangi, Bintang Balqis, meninggal dalam keadaan mengenaskan dengan bekas luka lebam dan beberapa sundutan rokok di bagian kaki. Simak selengkapnya di sini!

Pesan Terakhir Santri Banyuwangi yang Tewas Penuh Luka, Diduga Dianiaya Rekanya di Ponpes Kediri
Pesan Terakhir Santri Banyuwangi yang Tewas Penuh Luka, Diduga Dianiaya Rekanya di Ponpes Kediri. Gambar : Ilustrasi Kreator BaperaNews Via Canva

BaperaNews - Tragedi memilukan menimpa Bintang Balqis Maulana, seorang santri asal Banyuwangi berusia 14 tahun, yang tewas dengan kondisi tubuh penuh luka di Pondok Pesantren Al-Ishlahiyyah, Kota Kediri, Jawa Timur. Kejadian ini menghebohkan warga sekitar dan keluarga korban, yang sebelumnya menerima pesan terakhir yang meminta pertolongan.

Pada Senin, (19/2), pukul 16.28 WIB, Bintang mengirimkan serentak pesan kepada ibunya, Suyanti (38), yang berisi permohonan cepat dijemput, ungkapan ketakutan, dan seruan untuk segera memberikan pertolongan.

"Cepat ma sini"

“Aku takut”

“Maaa tolong”

“Sini cepat jemput”

Pesan-pesan itu menjadi titik awal dari kisah santri Banyuwangi tewas ini.

Lima hari kemudian, Sabtu dini hari, (24/2), jenazah Bintang dipulangkan oleh pesantren dengan kondisi yang mencurigakan. Keluarga yang awalnya dikabari bahwa Bintang meninggal karena terjatuh di kamar mandi, merasa curiga dan meminta kain kafan dibuka. Namun, permintaan tersebut ditolak oleh pihak pesantren.

"Tapi kami tetap ngotot karena curiga adanya ceceran darah keluar dari keranda. Di situ perasaan saya dan ibu campur aduk," ungkap Mia Nur Khasanah, kakak Bintang, pada Minggu, (25/2).

Baca Juga: Kasus Pembullyan di Binus Serpong Mencuat, Diduga Anak Artis Terlibat

Akhirnya, setelah desakan dari keluarga dan tetangga, kain kafan pun dibuka. Terungkaplah kenyataan bahwa tubuh Bintang dipenuhi luka lebam, jeratan di leher, hidung patah, dan bekas luka sundutan rokok di kaki. Luka-luka ini menguatkan dugaan bahwa kematian Bintang bukanlah hasil dari kecelakaan biasa, melainkan penganiayaan.

"Astaghfirullah. Luka lebam di sekujur tubuh ditambah ada luka seperti jeratan leher. Hidungnya juga terlihat patah. Ini sudah pasti bukan jatuh, tapi dianiaya," ujar Mia, dengan suara terisak.

Keluarga yang sedang berduka itu kemudian melaporkan kejadian ini kepada Polresta Kediri, yang kini tengah melakukan penyelidikan. Hingga saat ini, belum ada tersangka yang diidentifikasi.

Pihak Ponpes Kediri, yakni Pondok Pesantren Al-Ishlahiyyah membantah bahwa kejadian tersebut terjadi di lingkungan pesantren mereka. Mereka menegaskan bahwa kejadian ini terjadi di PPTQ Dar El-Hanif, sebuah unit pondok yang berdiri sendiri.

"Untuk sekarang kedua instansi itu berdiri sendiri dan kejadian-kejadian kemarin itu terjadi di lingkup pondok PPTQ Dar El-Hanif," jelas seorang pengurus asrama Pondok Pesantren Al-Ishlahiyyah.

Kematian santri Banyuwangi ini menimbulkan keprihatinan dan kecaman dari masyarakat. Dalam konteks ini, Mia Nur Khasanah menunjukkan kecurigaannya terhadap penyebab kematian adiknya, mempertanyakan versi bahwa Bintang meninggal karena kecelakaan di kamar mandi.

Sebagai langkah lanjutan, kita berharap Polresta Kediri dapat segera mengungkap kebenaran di balik kematian misterius ini.

Masyarakat juga diharapkan tetap waspada dan membantu aparat keamanan dalam mengungkap kejadian ini agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan akibat kekerasan di lingkungan pendidikan.

Baca Juga: Usai Dituduh Dukun Santet, Warga di Bima Tewas Dianiaya