Netanyahu dan Gallant Sembunyi di Bunker Pasca-Serangan Israel terhadap Iran

Netanyahu dan Gallant dilaporkan berlindung di bunker bawah tanah di markas besar Kementerian Pertahanan di Tel Aviv setelah serangan Israel ke Teheran, Iran.

Netanyahu dan Gallant Sembunyi di Bunker Pasca-Serangan Israel terhadap Iran
Netanyahu dan Gallant Sembunyi di Bunker Pasca-Serangan Israel terhadap Iran. Gambar : Dana Kopel/POOL via Flash90

BaperaNews - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dilaporkan berlindung di bunker bawah tanah di markas besar Kementerian Pertahanan di Tel Aviv.

Langkah ini diambil setelah militer Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan beberapa lokasi di Teheran, Iran, pada Sabtu pagi (26/10), menurut laporan media internasional.

Serangan Israel ini diklaim sebagai respons atas eskalasi konflik yang meningkat selama beberapa bulan terakhir, termasuk serangan-serangan dari Iran yang menyasar wilayah Israel.

Dalam pernyataan resmi, militer Israel menyebut operasi tersebut sebagai "serangan tepat sasaran" terhadap sejumlah target militer di Teheran.

Serangan dini hari tersebut diduga bukan dilakukan dengan jet tempur, melainkan melalui drone. Suara ledakan terdengar di beberapa lokasi di Teheran, sementara kota masih berada dalam kegelapan sebelum matahari terbit.

Hingga saat ini, belum ada laporan resmi terkait korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur di Teheran akibat serangan ini.

Pihak berwenang Iran melalui media resmi menyatakan bahwa serangan tersebut tidak mengenai situs militer utama, khususnya yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), badan militer yang memiliki posisi penting dalam sistem pertahanan Iran.

Kementerian Luar Negeri Israel mengonfirmasi operasi militer ini dengan menegaskan bahwa Israel akan mengambil "tindakan yang diperlukan" untuk melindungi negara dan rakyatnya.

Baca Juga : Israel Tangkap Puluhan Pria di Sekitar RS Indonesia di Gaza, Mata Ditutup dan Tangan Diborgol

Eskalasi ini terjadi setelah ketegangan yang meningkat antara kedua negara, terutama pasca-serangan Iran pada awal Oktober, yang melibatkan peluncuran sekitar 200 rudal balistik yang mengincar sasaran militer Israel.

Netanyahu sebelumnya menyebut tindakan Iran sebagai "kesalahan besar" dan menyatakan bahwa Iran akan menghadapi konsekuensi dari langkah tersebut.

Hubungan Israel dan Iran telah mencapai titik kritis dalam beberapa waktu terakhir, dengan konflik meluas hingga mencakup operasi militer dan serangan balasan di berbagai wilayah Timur Tengah.

Pada awal Oktober, Iran melancarkan serangan rudal sebagai balasan atas tindakan Israel di Gaza dan Lebanon, yang menewaskan sejumlah pimpinan senior kelompok Hamas dan Hizbullah.

IRGC kemudian mengeluarkan pernyataan bahwa peluncuran rudal tersebut menyasar target penting yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan Iran.

Ketegangan Israel-Iran tidak hanya berpusat pada serangan langsung, tetapi juga terkait konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah.

Konflik mencapai puncaknya dengan tindakan militer Israel di Gaza dan Lebanon, yang menyebabkan korban tewas dan terluka dalam jumlah besar.

Lebih dari 42.847 orang tewas dan 100.000 lainnya terluka di Jalur Gaza akibat operasi militer Israel, sementara di Lebanon lebih dari 2.500 orang tewas.

Ketegangan ini terus meningkat seiring dengan pernyataan keras dari kedua pihak yang menyatakan kesiapan untuk mempertahankan posisi masing-masing di wilayah yang diperebutkan.

Baca Juga : Israel Temukan Uang Rp7,7 Triliun di Bunker Hizbullah di Beirut