Ukraina Bakal Mati Matian Pertahankan Donbas Dari Rusia
Ukraina menyatakan akan mati-matian mempertahankan wilayah Donbas dengan segala cara, serangan intensif dari Rusia memaksa pasukan Kyiv mundur dan menghindari pengepungan.
BaperaNews - Ukraina menyatakan akan mati-matian membela dan mempertahankan wilayah Donbas dengan segala cara, serangan intensif dari Rusia memaksa pasukan Kyiv mundur dan menghindari pengepungan. Dalam pidatonya, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia sudah mengkonsentrasikan artileri maksimum, dan cadangan maksimum di Donbas, Rusia juga disebut sudah mengerahkan rudal dan pesawat untuk menyerang.
“Kita melindungi tanah air milik kita dengan cara yang diijinkan oleh sumber daya pertahanan kita saat ini dan kita lakukan segalanya untuk meningkatkannya” ujarnya. Donbas sendiri ialah wilayah jantung industri Ukraina yang berada di sisi tenggara, Zelensky menuduh Rusia melakukan tindakan genosida di wilayah tersebut.
Hari Jumat kemarin, 27 Mei 2022, kelompok separatis pro Rusia berkata mereka sudah berhasil merebut kota Lyman yakni antara Severodonetsk dan Kramatorsk, pada jalan-jalan utama di kota yang masih berada di kendali Kyiv.
Pasukan Rusia juga diketahui telah mendarat di Severodonetsk dan Lysychansk di Provinsi Lugansk. Gubernur Regional, Sergiy Gaiday, sempat bersikeras bahwa pasukan Rusia tak akan merebut semua wilayah dalam masa dua sampai tiga hari, namun pada akhirnya mereka mengatakan pasukan Ukraina harus mundur dari beberapa daerah untuk menghindari tindakan pengepungan.
“Kemungkinan besar mereka tak akan merebut Lugansk karena disana ada cukup kekuatan dan sarana untuk menahan pertahanan” ujar Gaiday lewat Telegram. “Bahkan mungkin untuk bisa terhindar dari pengepungan, mungkin ada perintah agar pasukan kita mundur” lanjutnya.
Sementara itu, kondisi di sejumlah wilayah Ukraina terbilang sangat genting, seorang pejabat dari Polisi Lugansk berkata Severodonetsk sekarang sedang dikepung oleh Rusia dan pasukan Ukraina tidak bisa meninggalkan kota.
Namun pernyataan tersebut dibantah oleh senior kota Oleksandr Styruk, ia mengakui situasi memang sangat sulit dan ada bom tiada henti. Serangan demi serangan membawa dampak buruk untuk warga sipil, orang-orang disana sampai harus mempertaruhkan segalanya untuk bisa mendapatkan makanan dan air.
“Mereka sangat tertekan psikologinya, mereka kini tidak lagi takut, yang mereka pedulikan hanyalah menemukan makanan” jelasnya. Sudah terhitung tiga bulan Rusia melancarkan operasi militer ke Ukraina yang sudah menewaskan ribuan orang dan memaksa lebih dari 6,6 juta warga sipil keluar dari Negara tersebut.
Baca Juga : Inilah Detail Kronologi Penembakan di SD Texas AS Yang Tewaskan 21 Orang