Menteri Ben-Gvir Diusir dari Pantai di Tel Aviv, Warga Israel: Seorang Pembunuh!
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, diusir dari pantai Tel Aviv oleh warga yang menuduhnya sebagai 'pembunuh' terkait kebijakan Gaza.
BaperaNews - Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, diusir dari pantai Tel Aviv oleh warga yang meneriakinya sebagai "pembunuh" pada Jumat (6/9).
Insiden ini terjadi ketika Ben-Gvir berlibur bersama keluarganya. Warga yang berada di pantai menyatakan kemarahan mereka atas kebijakan Ben-Gvir terkait Gaza dan penanganan para sandera Israel yang ditahan oleh Hamas.
Sejumlah rekaman yang diunggah oleh media Israel menunjukkan momen di mana Ben-Gvir tiba di pantai bersama keluarganya. Beberapa pengunjung pantai langsung berteriak kepadanya, menyebutnya sebagai "teroris" dan "pembunuh," serta menudingnya bertanggung jawab atas kematian sandera Israel di Gaza.
Ketegangan antara publik Israel dan pemerintahan Ben-Gvir serta koalisinya terus meningkat, terutama terkait penanganan krisis di Gaza. Sejak serangan besar-besaran Israel ke Gaza dimulai beberapa bulan lalu, banyak warga sipil Palestina menjadi korban, termasuk wanita dan anak-anak.
Pemerintah Israel, khususnya Ben-Gvir dan kelompok ekstremis sayap kanan, dituduh memperburuk situasi dengan menghalangi upaya mediasi yang dimaksudkan untuk melakukan pertukaran sandera dengan Hamas.
Hamas, yang diyakini masih menahan lebih dari 100 sandera Israel di Gaza, telah menuntut pertukaran tahanan sebagai bagian dari gencatan senjata.
Namun, hingga kini, negosiasi yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir tidak mencapai kesepakatan, sebagian besar karena penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para pejabat sayap kanan, termasuk Ben-Gvir, untuk menghentikan serangan terhadap Gaza.
Baca Juga: Kamala Harris Menolak Tegas Embargo Senjata ke Israel
Menurut laporan Times of Israel, seorang perempuan yang terlibat dalam protes tersebut ditangkap oleh pihak kepolisian setelah melemparkan pasir ke arah Ben-Gvir sebagai bentuk protes. Tidak ada laporan mengenai cedera atau insiden lebih lanjut setelah penangkapan tersebut.
Serangan Israel di Gaza sejak awal konflik ini telah menewaskan hampir 40.900 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza, dengan sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak. Lebih dari 94.200 orang lainnya dilaporkan terluka.
Serangan terus berlangsung, menyebabkan kehancuran di sebagian besar wilayah Gaza dan memicu tuduhan bahwa Israel sedang melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.
Selain itu, blokade yang diberlakukan oleh Israel terhadap Gaza memperburuk krisis kemanusiaan. Blokade tersebut menyebabkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan, dengan bantuan kemanusiaan sulit untuk masuk ke wilayah tersebut.
Akibat blokade ini, banyak warga sipil di Gaza yang kini hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan, sementara wilayah tersebut terus mengalami kerusakan akibat serangan udara Israel.
Mahkamah Internasional telah menerima laporan mengenai tindakan Israel di Gaza. Beberapa negara dan organisasi internasional telah mendesak dilakukannya penyelidikan lebih lanjut terhadap potensi kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel selama operasi militernya di Gaza.
Menteri Itamar Ben-Gvir semakin menjadi sorotan dalam pemerintahan Netanyahu. Sebagai Menteri Keamanan Nasional, Ben-Gvir memiliki peran besar dalam kebijakan militer Israel, termasuk operasi di Gaza.
Oposisi di Israel menuding Ben-Gvir dan para menteri sayap kanan lainnya memperburuk krisis sandera dengan menolak negosiasi.
Banyak warga Israel percaya bahwa dialog dan mediasi adalah jalan terbaik untuk menyelamatkan para sandera dan mengakhiri konflik, namun sikap keras pemerintah saat ini dianggap menghalangi tercapainya kesepakatan yang bisa meringankan situasi.
Bahkan di tengah seruan internasional untuk menghentikan perang dan mencari solusi damai, pemerintahan Netanyahu dan Ben-Gvir tetap mempertahankan posisinya.
Mereka berpendapat bahwa serangan militer terhadap Gaza diperlukan untuk melindungi keamanan Israel dari ancaman Hamas, meskipun korban jiwa terus meningkat di kedua belah pihak.
Baca Juga: Israel-Hamas Sepakat Gencatan Senjata selama 3 Hari, Ini Alasannya!