Kamala Harris Menolak Tegas Embargo Senjata ke Israel

Kamala Harris menolak kemungkinan pemberlakuan embargo senjata terhadap Israel dan menegaskan komitmennya terhadap pertahanan Israel.

Kamala Harris Menolak Tegas Embargo Senjata ke Israel
Kamala Harris Menolak Tegas Embargo Senjata ke Israel. Gambar : Reuters/Sarah Silbiger

BaperaNews - Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, dengan tegas menolak kemungkinan pemberlakuan embargo senjata terhadap Israel, meskipun serangan negara tersebut telah menyebabkan kehancuran besar di Jalur Gaza.

Dalam wawancaranya pada Kamis (29/8), Harris menegaskan komitmennya terhadap pertahanan Israel dan menyatakan bahwa kebijakan Amerika Serikat dalam hal ini tidak akan berubah.

"Saya tegas dan teguh dalam komitmen saya terhadap pertahanan Israel dan kemampuannya untuk mempertahankan diri, dan itu tidak akan berubah," ujar Harris.

Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara pertamanya sejak menjadi calon presiden dari Partai Demokrat. Harris menambahkan bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri, dan bagaimana cara melakukannya adalah hal yang penting.

Ketika ditanya lebih lanjut mengenai apakah dia akan mendukung perubahan kebijakan Amerika Serikat terkait bantuan militer ke Israel, Harris dengan singkat menjawab, "Tidak." 

Kamala Harris juga mengakui bahwa jumlah korban tewas di Gaza sangat tinggi, dengan menyebutkan bahwa terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah telah terbunuh.

Saat ini, jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 40 ribu orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Jumlah korban tewas sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi karena banyak mayat yang masih terperangkap di reruntuhan puing-puing akibat pemboman Israel.

Baca Juga: Kamala Harris Telah Resmi Jadi Capres AS dari Partai Demokrat

Selain itu, lebih dari 92.740 warga Palestina lainnya telah terluka selama perang yang kini telah memasuki bulan kesepuluh, menurut data resmi.

Meskipun demikian, Kamala Harris menegaskan pentingnya mencapai kesepakatan untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan ini.

"Kita harus mencapai kesepakatan. Kita berada di Doha. Kita harus mencapai kesepakatan. Perang ini harus berakhir, dan kita harus mencapai kesepakatan untuk membebaskan para sandera," ujarnya.

Harris juga mengulangi komitmennya terhadap solusi dua negara sebagai jalan keluar dari konflik ini.

"Saya tetap berkomitmen sejak 8 Oktober untuk mencapai solusi dua negara di mana Israel aman, dan pada saat yang sama, warga Palestina memiliki keamanan, penentuan nasib sendiri, dan martabat," tambahnya.

Konflik di Gaza semakin memanas sejak serangan lintas perbatasan yang dipimpin oleh kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.139 orang di Israel.

Serangan tersebut diikuti oleh penangkapan sekitar 250 orang yang kemudian dibawa ke Jalur Gaza sebagai sandera. Hingga saat ini, lebih dari 100 sandera masih berada di Gaza.

Sementara itu, Israel terus melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza, meskipun ada perintah dari Mahkamah Internasional yang meminta penghentian operasi militer di wilayah selatan kota Rafah.

Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, namun perintah untuk menghentikan operasi militer tidak diindahkan.

Pernyataan Kamala Harris ini datang di tengah tekanan internasional yang semakin besar terhadap Israel dan sekutunya, Amerika Serikat, untuk menghentikan kekerasan di Gaza.

Namun, dengan penolakan tegas Kamala Harris terhadap kemungkinan embargo senjata, terlihat jelas bahwa Amerika Serikat akan terus memberikan dukungan militer kepada Israel, meskipun ada kritik keras terhadap kebijakan tersebut.

Baca Juga: Kamala Harris Resmi Menggandeng Tim Walz untuk Maju dalam Pilpres AS 2024