Kerusuhan Swedia, Indonesia Kecam Aksi Bakar Al Qur’an Yang Picu Kerusuhan

Indonesia kecam aksi bakar Al Qur'an yang dilakukan oleh sebuah kelompok anti imigran di Swedia yang memicu kerusuhan!

Kerusuhan Swedia, Indonesia Kecam Aksi Bakar Al Qur’an Yang Picu Kerusuhan
Kerusuhan Swedia, Indonesia Kecam Aksi Bakar Al Qur’an Yang Picu Kerusuhan. Gambar: Reuters/ Dok. ULF WIGNews

BaperaNews - Swedia rusuh, terjadi karena aksi bakar Al Qur’an yang dilakukan oleh sebuah kelompok anti imigran, hal ini pun menimbulkan reaksi kecaman dari banyak Negara di dunia seperti Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, dan lainnya dimana hal ini dinilai sudah melecehkan agama.

Kemenlu Indonesia menyampaikan kecaman atas aksi tersebut, aksi tersebut hingga hari Minggu telah memicu kerusuhan yang telah berlangsung selama empat hari berturut-turut di berbagai kota Swedia.

“Memakai kebebasan argumentasi untuk melecehkan agama dan kepercayaan ialah suatu tindakan tidak bertanggung jawab dan tak terpuji” ujar Kemenlu Indonesia dalam sebuah keterangan resmi.

Kedutaan Besar Indonesia di Swedia yang berlokasi di Stockholm menghimbau warga Negara Indonesia di Swedia untuk waspada dan tidak terpancing melakukan tindakan yang melanggar hukum setempat sehubungan dengan banyaknya aksi unjuk rasa sedang terjadi di Negara tersebut.

Pada hari Minggu 17 April 2022, media lokal melapor setidaknya ada tiga orang terluka ketika polisi melepaskan tembakan peringatan kepada para perusuh, mereka membakar kendaraan dan sudah ada 17 orang ditangkap.

Baca Juga: Rusia Sindir Israel Soal Palestina Hingga Akses Mariupol Ditutup

Sedangkan pada hari Sabtu 16 April 2022 mereka juga membakar sebuah bus di Kota Malmo, Swedia Selatan. Kecaman lain datang dari pemerintah Irak dan Iran, kedua Negara tersebut memanggil utusan dari Swedia untuk ikut memprotes aksi pembakaran tersebut.

Kerusuhan ini dimulai pada hari Kamis 14 April 2022, ketika ada tokoh ekstrimis Denmark –Swedia bernama Rasmus Paludan pemimpin gerakan Stram Kurs (Garis Keras) menyebut ia telah membakar kitab suci Al Qur’an dan akan mengulangi aksinya tersebut.

Akibatnya, aksi itu menimbulkan kecaman dari berbagai pihak hingga menyebabkan kerusuhan di sejumlah kota Swedia selama berhari-hari, ketika polisi mengamankan, setidaknya ada 16 petugas yang terluka, sejumlah kendaraan polisi juga dihancurkan pada saat kerusuhan di hari Kamis, Jumat, dan Sabtu di tempat kelompok gerakan Stram Kurs tersebut merencanakan acara.

Paludan merupakan orang yang sering melanggar aturan rasisme di Denmark dan Swedia, ia pernah dipenjara akibat aksi yang sama, ia bahkan berusaha untuk merencanakan aksi membakar Al Qur’an di Negara Eropa lain seperti Prancis dan Belgia, sebab itulah ia banyak mendapat pertentangan dan kecaman dari seluruh dunia.

Baca Juga: Top 3 Dunia, Dubes Rusia Soal Ramzan Kadyrov, Calon PM Baru Singapura