Ismail Haniyeh, Pemimpin Hamas Tewas dalam Serangan di Teheran Iran

Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, dilaporkan tewas dalam serangan di kediamannya di Teheran pada 31 Juli 2024.

Ismail Haniyeh, Pemimpin Hamas Tewas dalam Serangan di Teheran Iran
Ismail Haniyeh, Pemimpin Hamas Tewas dalam Serangan di Teheran Iran. Gambar: Wikimedia Commons/council.gov.ru

BaperaNews - Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dilaporkan tewas dalam sebuah serangan di kediamannya. Ismail Haniyeh dilaporkan tewas pada Rabu (31/7) waktu setempat.

Serangan tersebut terjadi di kediamannya di Teheran. Sehari sebelumnya, Haniyeh sempat bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan Presiden Iran yang baru dilantik, Masoud Pezeshkian.

Pasukan Garda Nasional Iran (IRGC) menyatakan bahwa serangan dilakukan pada Rabu subuh dan saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan. IRGC juga menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Haniyeh, seperti dikutip dari Iran International. 

"Pagi hari ini, kediaman Ismail Haniyeh di Teheran diserang, mengakibatkan dia dan salah satu pengawalnya mati syahid," sebut Garda Revolusi Iran dalam pernyataannya.

"Penyebabnya sedang diselidiki dan akan segera diumumkan," imbuh pernyataan tersebut.

Baca Juga: Joe Biden Mundur di Pilpres AS, Israel: Dukungan Setia Anda Berharga

Hamas, kelompok yang dipimpin oleh Haniyeh, juga mengonfirmasi kematiannya. Mereka menyatakan Haniyeh meninggal dunia karena serangan dari agen "Israel" di tempat menginapnya di Teheran.

Hamas dalam pernyataannya menyatakan pihaknya sedang berkabung atas meninggalnya HaniyeIsmail Haniyeh telah menjadi tokoh penting dalam Hamas sejak lama.

Terpilih sebagai kepala biro politik Hamas pada tahun 2017 untuk menggantikan Khaled Meshaal, Haniyeh sebelumnya dikenal luas setelah menjadi Perdana Menteri Palestina pada tahun 2006 setelah kemenangan mengejutkan Hamas dalam pemilihan parlemen tahun itu.

Haniyeh dikenal sebagai seorang pragmatis yang tinggal di pengasingan, sering kali membagi waktunya antara Turki dan Qatar. Selama perang di Gaza, dia melakukan perjalanan misi diplomatik ke Iran dan Turki, bertemu dengan presiden kedua negara tersebut, yang disebut tewas dalam penyerbuan berbahaya Zionis terhadap kediamannya di Teheran.

Baca Juga: ICJ Resmi Nyatakan Pendudukan Israel di Palestina Ilegal