PM Belanda Minta Maaf Atas Penjajahan Dan Perbudakan 250 Tahun
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte secara resmi meminta maaf atas aksi penjajahan dan perbudakan kolonial Belanda selama 250 tahun di masa lalu.
BaperaNews - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte secara resmi meminta maaf atas penjajahan dan perbudakan kolonial Belanda terhadap masyarakat Indonesia selama 250 tahun di masa dulu, ia menyebutnya sebagai bentuk “Kejahatan terhadap kemanusiaan”.
Permintaan maaf datang hampir 150 tahun usai berakhirnya perbudakan kolonial Belanda ke Negara-Negara lain termasuk Suriname, Curacao, Aruba Karibia, hingga Indonesia.
“Hari ini atas nama pemerintah Belanda saya minta maaf atas tindakan Belanda di masa lalu. Kami yang hidup di masa saat ini hanya bisa mengakui dan mengutuk perbudakan sebagai bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan” ujar PM Belanda Mark Rutte pada Senin (19/12).
PM Belanda juga melakukan perjalanan di tujuh bekas wilayah koloni Amerika Selatan dan Karibia. Menteri Keuangan dan Wakil PM Belanda Sigrid Kaag berkunjung ke Suriname pekan lalu, proses lainnya dimulai 1 Juli 2023.
Keturunan dari korban perbudakan kolonial Belanda akan merayakan 150 tahun pembebasan dari perbudakan dengan merayakan acara yang disebut “Keti Koti” yang artinya memutus rantai dalam bahasa Suriname.
Baca Juga : Alasan Paus Fransiskus Sudah Teken Surat Resign Sejak 2013
Rencana tersebut sempat memicu kontroversi, kelompok negara yang terkena dampak mengkritik aksi tersebut dan menyebut langkah itu terburu-buru, dan menyampaikan kurangnya konsultasi Belanda ialah sikap kolonial.
PM Belanda Mark Rutte juga menyampaikan memilih momen yang tepat ialah masalah rumit. “Tidak ada waktu yang tepat untuk semua pihak, tidak ada tempat yang tepat untuk semua orang” pungkasnya.
Sebagai informasi pada masa penjajahan, Belanda menjadi penjajah Indonesia dengan waktu terlama hingga 250 tahun, sebab itulah banyak peninggalan bangunan juga keturunan Belanda di Indonesia yang hingga kini masih dirawat dan diabadikan.
Belanda pada masa tersebut melakukan kerja paksa tanpa bayaran kepada masyarakat Indonesia, mengambil rempah dan kekayaan Indonesia, dan tidak jarang pasukan Belanda memperkosa gadis Indonesia.
Penjajahan kemudian dilanjutkan oleh Jepang yang berjalan dalam waktu singkat. Meski saat ini Indonesia sudah merdeka dan Indonesia maupun Belanda memiliki hubungan diplomatik yang baik, tetap saja adanya tindak penjajahan di masa lalu jadi pembelajaran tersendiri tentang hak-hak warga di suatu negara dan pentingnya sisi kemanusiaan.
Sebab itu PM Belanda Mark Rutte menyadarinya dan meminta maaf kepada Negara-Negara yang pernah dijajah pendahulu Negaranya di masa lalu.
Baca Juga : Gawat! Biden Segera Sahkan UU Perlindungan Pernikahan Sesama Jenis