Unilever Rencanakan PHK 3.200 Karyawan di Eropa

Unilever akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 3.200 karyawan di Eropa pada akhir 2025 sebagai bagian dari strategi perusahaan.

Unilever Rencanakan PHK 3.200 Karyawan di Eropa
Unilever Rencanakan PHK 3.200 Karyawan di Eropa. Gambar: lifepal.co.id

BaperaNews - Unilever akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.200 karyawan yang bekerja di Eropa pada akhir 2025 mendatang. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk menghidupkan kembali pertumbuhan yang sempat melambat dalam beberapa tahun terakhir.

"Kami selama beberapa minggu ke depan akan memulai proses konsultasi dengan karyawan yang mungkin terdampak oleh perubahan yang diusulkan," kata juru bicara Unilever kepada The Economic Times, Senin (15/7).

CEO Unilever, Hein Schumacher, menekankan bahwa perusahaan berupaya untuk mendapatkan kembali kepercayaan dari para investor dengan menyederhanakan bisnisnya.

Schumacher menyatakan bahwa langkah ini penting setelah Unilever mengalami kinerja yang kurang memuaskan selama beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, Unilever telah melakukan PHK terhadap 7.500 pekerja secara global sebagai bagian dari upaya penghematan biaya dan pemisahan bisnis es krim.

Dilansir dari The Guardian, Rabu (19/3), saat ini Unilever mempekerjakan sekitar 128.000 orang di seluruh dunia. PHK yang direncanakan akan berdampak pada karyawan yang bekerja di London dan beberapa unit bisnis di negara lain di Eropa.

Dengan pemangkasan karyawan tersebut, Unilever berharap dapat menghemat biaya sekitar 800 juta euro atau setara dengan Rp13,6 triliun selama tiga tahun ke depan.

Baca Juga: PHK Ratusan Karyawan, Tokopedia Buka Suara

Langkah ini juga diharapkan dapat membantu Unilever dalam mengembangkan bisnis es krim yang dijadwalkan akan berjalan sepenuhnya pada akhir tahun 2025.

Meski demikian, Schumacher belum memberikan bocoran mengenai lokasi bisnis es krim tersebut. Ia mengatakan bahwa semua opsi telah dipertimbangkan, termasuk kemungkinan mendirikan bisnis di Rotterdam, Belanda.

"Secara historis, perusahaan ini adalah perusahaan Belanda-Inggris. Kami mengelola divisi makanan dan es krim yang saat ini berada di Belanda, dan sisanya di perusahaan ini berasal dari London. Itu tidak berarti bahwa es krim akan menjadi perusahaan Belanda atau Inggris. Kami sedang mempertimbangkan semua opsi," jelas Schumacher.

Selain melakukan PHK, Unilever juga telah melakukan berbagai langkah strategis lainnya untuk memperbaiki kinerjanya.

Perusahaan ini telah menyederhanakan portofolio produknya dan fokus pada kategori-kategori yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Unilever juga berupaya untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya produksi.

Pengumuman PHK ini mendapatkan beragam reaksi dari berbagai pihak. Beberapa analis pasar melihat langkah ini sebagai upaya yang diperlukan untuk mengembalikan Unilever ke jalur pertumbuhan.

Namun, ada juga yang mengkritik langkah ini karena berdampak pada ribuan karyawan yang kehilangan pekerjaan. Unilever sendiri menyatakan bahwa pihaknya akan memberikan dukungan dan bantuan kepada karyawan yang terdampak oleh PHK tersebut.

Baca Juga: Kurir J&T Demo, Keluhkan Gaji Dipotong Tiap Bulan dan Terancam PHK Tanpa Pesangon