AS Ancam Stop Beri Bantuan Senjata Jika Israel Semakin Gila di Gaza
Amerika Serikat mengancam akan menghentikan bantuan militer dan pengiriman senjata jika Israel terus memblokir bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza, Palestina.
BaperaNews - Amerika Serikat mengeluarkan ancaman untuk menghentikan bantuan militer dan pengiriman senjata ke Israel jika negara tersebut terus memblokir bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan di Jalur Gaza, Palestina.
Ancaman ini diungkapkan dalam surat yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada Selasa (15/10).
Dalam surat tersebut, kedua pejabat tinggi AS menyatakan keprihatinan yang mendalam terhadap kondisi kemanusiaan di Gaza yang semakin memburuk akibat tindakan pemerintah Israel.
Dalam suratnya, Blinken dan Austin mengingatkan bahwa langkah-langkah pemerintah Israel telah berkontribusi pada percepatan kemerosotan situasi di Gaza.
Mereka meminta agar Israel mengizinkan masuknya 350 truk bantuan per hari ke Gaza dalam 30 hari ke depan untuk mendukung kebutuhan mendesak penduduk yang terjebak dalam konflik.
Selain itu, mereka juga menuntut diberlakukannya jeda kemanusiaan untuk aktivitas militer Israel. Jika permintaan tersebut tidak dipenuhi, Israel akan menghadapi konsekuensi kebijakan dari pemerintah AS.
Lebih lanjut, surat tersebut menekankan bahwa "kegagalan untuk menunjukkan komitmen berkelanjutan dalam menerapkan dan mempertahankan langkah-langkah ini bisa berimplikasi pada kebijakan AS berdasarkan NSM-20 dan hukum AS yang relevan."
NSM-20 mengacu pada memorandum yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, yang memberikan panduan mengenai tindakan yang dapat diambil jika negara penerima bantuan militer AS dianggap tidak memenuhi syarat untuk menerima bantuan tersebut.
Baca Juga : Hizbullah Akan Perluas Serangan ke Israel Usai Netanyahu Tolak Gencatan Senjata
Memorandum tersebut memungkinkan langkah-langkah seperti memperbarui jaminan, menangguhkan transfer barang-barang pertahanan lebih lanjut, atau, jika dianggap perlu, menghentikan layanan pertahanan.
Tindakan ini diambil untuk memastikan bahwa negara penerima bantuan militer memenuhi komitmen mereka terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan.
Dalam konteks kemanusiaan, surat tersebut juga meminta Israel untuk mempersiapkan tempat yang lebih nyaman dan aman bagi para pengungsi, terutama menjelang datangnya musim dingin.
Washington meminta agar Israel memungkinkan warga Palestina untuk "pindah ke pedalaman" untuk menghindari cuaca dingin yang ekstrem.
Permintaan ini muncul di tengah kekhawatiran bahwa banyak warga Gaza terpaksa berpindah-pindah tempat akibat serangan udara yang dilakukan oleh Israel.
Sebagai tambahan, Blinken dan Austin menuntut penghentian pengusiran paksa warga Gaza dari utara ke selatan.
Selama ini, warga Gaza seringkali berpindah-pindah antara kedua wilayah ini sebagai akibat dari pemboman yang dilakukan oleh militer Israel. Situasi ini menciptakan ketidakpastian dan ketidakstabilan yang lebih besar bagi penduduk sipil.
Surat dari pemerintah AS juga mengadvokasi perlindungan untuk Badan Pengungsi PBB di Palestina (UNRWA), yang memainkan peran penting dalam memberikan bantuan kemanusiaan di wilayah tersebut.
Hal ini menyoroti betapa seriusnya situasi di Gaza dan kebutuhan mendesak untuk menjamin perlindungan bagi mereka yang paling rentan.
Pejabat Israel yang berada di Washington mengonfirmasi bahwa pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang meninjau isi surat tersebut.
Mereka menyatakan bahwa Israel menanggapi masalah ini dengan serius dan berkomitmen untuk menyampaikan kekhawatiran yang tertera dalam surat tersebut kepada mitra Amerika mereka.
Baca Juga : Wartawan AS Ditahan Israel Usai Beritakan Kerusakan Akibat Serangan Iran