Wartawan AS Ditahan Israel Usai Beritakan Kerusakan Akibat Serangan Iran

Wartawan independen asal Amerika Serikat ditahan oleh otoritas Israel di Tepi Barat setelah melaporkan dampak serangan rudal Iran terhadap Israel.

Wartawan AS Ditahan Israel Usai Beritakan Kerusakan Akibat Serangan Iran
Wartawan AS Ditahan Israel Usai Beritakan Kerusakan Akibat Serangan Iran. Gambar : Ilustrasi Canva

BaperaNews - Wartawan independen asal Amerika Serikat, Jeremy Loffredo, ditahan oleh otoritas Israel di Tepi Barat pada Kamis (10/10). Penangkapan ini terjadi setelah Loffredo melaporkan dampak serangan rudal Iran terhadap Israel pada 1 Oktober 2024.

Tuduhan yang dikenakan padanya adalah membantu musuh selama perang, terutama karena liputannya terkait kerusakan akibat serangan tersebut. Pemerintah Israel telah memberlakukan sensor ketat yang melarang pemberitaan mengenai kerusakan akibat serangan Iran.

Loffredo, yang dikenal sebagai jurnalis independen, dikritik dan akhirnya ditahan karena melaporkan detail serangan rudal Iran yang mengenai pangkalan udara Nevatim dan wilayah sekitar Tel Aviv.

Dalam laporan terakhirnya sebelum ditangkap, Loffredo mengungkapkan gambar dan rekaman yang diambil warga lokal Israel dan Arab.

Dokumentasi ini memperlihatkan dampak dari sekitar 10 rudal Iran, dengan beberapa bagian rudal yang masih belum dipindahkan oleh tentara Israel. 

Penahanan Loffredo menimbulkan reaksi dari komunitas jurnalis internasional, termasuk dari Glenn Greenwald, seorang wartawan asal Brasil yang mengkritik keras tindakan Israel.

“Saya menyadari banyak warga Amerika Serikat memiliki kecintaan mendalam pada Israel, namun Jeremy Loffredo adalah warga negara Amerika Serikat dan seorang wartawan yang baik. Dia dipenjara tanpa persidangan oleh Israel karena liputannya. Semoga dia mendapat pertimbangan,” ujar Greenwald, Kamis (10/10).

Liputan Loffredo sebelumnya telah diterbitkan oleh Grayzone, sebuah media asal Amerika Serikat. Editor **Grayzone**, Max Blumenthal, mengungkapkan bahwa Loffredo ditahan oleh militer Israel, ponselnya disita, dan dia dipukuli sebelum dibawa ke ruang bawah tanah militer.

Baca Juga : Netanyahu Telepon Joe Biden, AS Dukung Penuh Israel Lakukan Serangan Balas Dendam ke Iran

Rekan Blumenthal, Wyatt Reed, menyatakan bahwa penangkapan tersebut sangat tidak adil, dan Loffredo diperlakukan dengan kasar selama penahanan.

Media Israel Ynet melaporkan bahwa Loffredo didakwa telah membantu musuh selama perang dan memberikan informasi yang berpotensi merugikan keamanan Israel.

Tuduhan ini didasarkan pada laporan Loffredo tentang dampak serangan rudal Iran, yang bertentangan dengan kebijakan sensor Israel terkait informasi kerusakan akibat serangan militer. 

Loffredo juga sempat melakukan investigasi di Tel Aviv, di mana ia menemukan bahwa salah satu rudal Iran jatuh hanya 300 meter dari kantor intelijen Israel, Mossad, yang terletak di kawasan pemukiman warga.

Penahanan ini memicu protes dari berbagai kalangan jurnalis internasional. Aaron Mate, seorang jurnalis dari Grayzone, mengkritik sikap Israel terhadap Loffredo dan mempertanyakan apakah komunitas jurnalis lainnya akan membelanya.

“Israel sedang menahan dan mendakwa seorang wartawan Amerika Serikat karena melakukan pekerjaannya sebagai jurnalis. Apakah rekan-rekan medianya akan membelanya?” ucap Mate.

Sementara itu, Israel tetap memberlakukan sensor ketat terhadap informasi yang beredar terkait kerusakan yang disebabkan oleh serangan rudal Iran pada 1 Oktober 2024.

Pemerintah Tel Aviv tampaknya berupaya mencegah penyebaran berita yang dapat merusak citra keamanan negara di mata publik internasional. 

Loffredo, yang dikenal sebagai wartawan investigatif, telah melaporkan berbagai isu kontroversial terkait konflik di Timur Tengah, yang sering kali menempatkannya dalam situasi berbahaya.

Dalam pernyataan terakhir sebelum akunnya di media sosial X (sebelumnya Twitter) digembok, Loffredo membagikan rekaman yang memperlihatkan dampak serangan di Tel Aviv dan Nevatim.

Gambar-gambar tersebut memperlihatkan sisa-sisa rudal Iran yang masih belum dipindahkan. Keberaniannya dalam melaporkan informasi sensitif seperti ini akhirnya membuatnya ditahan oleh Israel.

Hingga saat ini, Loffredo belum mendapatkan persidangan, dan status hukumnya tetap belum jelas. Sejumlah organisasi jurnalis internasional mulai angkat bicara, menyerukan pembebasan Loffredo dan menuntut Israel untuk menghormati kebebasan pers.

Namun, pemerintah Israel berdalih bahwa tindakan Loffredo telah membahayakan keamanan nasional dan memberi keuntungan bagi musuh, sehingga ia harus ditahan.

Baca Juga : Menhan Israel Sebut Iran Akan Hancur Seperti Gaza dan Beirut