Netanyahu Telepon Joe Biden, AS Dukung Penuh Israel Lakukan Serangan Balas Dendam ke Iran
Presiden Joe Biden dan PM Israel Benjamin Netanyahu berbicara mengenai dukungan AS untuk serangan balasan Israel terhadap Iran setelah serangan rudal pekan lalu.
BaperaNews - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan panggilan telepon pada Rabu (9/10), di tengah konflik antara Israel dan Iran.
Dalam pembicaraan selama 30 menit itu, Amerika Serikat menyatakan dukungan penuh atas rencana Israel melakukan serangan balasan terhadap Iran setelah serangan rudal yang dilakukan Iran pekan lalu.
Panggilan ini merupakan yang pertama antara kedua pemimpin sejak Agustus, ketika konflik antara Israel dan Iran serta Hizbullah yang didukung oleh Teheran semakin memanas.
Serangan rudal yang diluncurkan Iran pada 1 Oktober gagal menimbulkan korban di Israel, namun menjadi pemicu rencana serangan balasan Israel yang lebih besar.
Meski kedua pemimpin memiliki perbedaan pandangan dalam beberapa isu, mereka tetap terbuka untuk berdiskusi secara jujur.
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menyatakan bahwa Israel menghargai dukungan Amerika Serikat.
"Panggilan ini sangat positif, dan kami menghargai dukungan AS," ujarnya.
Danon juga menegaskan bahwa Israel akan membalas serangan rudal Iran.
"Kami akan memilih lokasi yang tepat. Itu akan menyakitkan bagi rezim Iran," ujar Danon.
Baca Juga: Menhan Israel Sebut Iran Akan Hancur Seperti Gaza dan Beirut
Pada 1 Oktober 2024, Iran meluncurkan serangan rudal sebagai balasan atas eskalasi militer Israel di Lebanon. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji bahwa Iran akan membayar mahal untuk tindakan tersebut.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga memperingatkan bahwa serangan balasan Israel akan mematikan, tepat, dan mengejutkan.
"Siapapun yang menyerang kami akan terluka dan membayar harganya," tegas Gallant.
Israel telah meningkatkan operasi militernya di Lebanon dan Gaza dalam beberapa bulan terakhir, dengan target utama kelompok Hizbullah dan Hamas, yang didukung Iran.
Meski begitu, Amerika Serikat masih berusaha untuk menengahi gencatan senjata di Gaza guna mengurangi eskalasi lebih lanjut. Namun, usaha tersebut belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Situasi di Timur Tengah saat ini berada dalam kondisi siaga tinggi, dengan banyak negara penghasil minyak di kawasan tersebut khawatir tentang potensi perang yang lebih luas antara Israel dan Iran.
Israel dan Iran telah lama menjadi musuh bebuyutan, dan ketegangan di antara keduanya terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Serangan balasan Israel diharapkan akan memengaruhi stabilitas regional, terutama jika melibatkan target-target penting Iran, termasuk situs nuklir.
Biden sebelumnya sempat menyarankan agar Israel tidak menyerang ladang minyak Iran, meskipun menyatakan bahwa jika dia berada di posisi Netanyahu, dia akan mempertimbangkan untuk mengambil tindakan tegas terhadap Iran. Namun, Biden menegaskan bahwa dia tidak akan mendukung serangan langsung ke fasilitas nuklir Iran.
Hubungan antara Biden dan Netanyahu sempat tegang dalam beberapa bulan terakhir, terutama terkait dengan kebijakan Netanyahu dalam menangani konflik di Gaza dan dengan Hizbullah.
Jurnalis Bob Woodward dalam buku terbarunya mengungkapkan bahwa Biden pernah memarahi Netanyahu pada Juli lalu setelah Israel melancarkan serangan di dekat Beirut dan di Iran.
Meski demikian, panggilan telepon terbaru antara Biden dan Netanyahu memperlihatkan dukungan Amerika Serikat terhadap Israel dalam upaya mempertahankan keamanan negara itu dari ancaman Iran dan sekutunya.
Meskipun ada ketidaksepakatan di beberapa titik, Amerika Serikat tetap berkomitmen mendukung sekutu dekatnya di Timur Tengah.