Makin Kejam! Israel Siksa Warga Palestina dengan Penyakit Kudis
Otoritas penjara Israel menggunakan penyakit kudis sebagai alat penyiksaan terhadap tahanan Palestina di penjara-penjara mereka.
BaperaNews - Organisasi Palestinian Prisoners’ Club melaporkan pada Selasa (15/10), bahwa otoritas penjara Israel menggunakan penyakit kudis sebagai alat penyiksaan terhadap tahanan Palestina di penjara-penjara mereka.
Dalam pernyataan resmi, organisasi tersebut menegaskan bahwa kudis, yang dikenal sebagai scabies, telah menjadi salah satu masalah kesehatan utama yang dihadapi para tahanan.
Gejala penyakit ini terlihat jelas pada tubuh mereka setelah dibebaskan, menunjukkan dampak serius dari kondisi yang mereka alami selama ditahan.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa kondisi kesehatan para tahanan di penjara Israel sangat memprihatinkan. Selain kudis, mereka juga mengalami berbagai masalah kesehatan lainnya akibat penyiksaan yang sistematis.
Organisasi ini menuduh bahwa otoritas penjara Israel menjadikan penyakit kudis sebagai sarana untuk menyiksa tahanan, dengan hak atas perawatan medis yang seharusnya diberikan kepada mereka malah dialihkan menjadi alat penyiksaan yang berlangsung selama bertahun-tahun.
Salah satu mantan tahanan yang baru dibebaskan dari Penjara Ramon di Israel selatan menyebutkan bahwa pihak penjara mengacu pada bagian tertentu dari penjara sebagai "bagian zombie."
Istilah ini mencerminkan kondisi fisik para tahanan yang sangat memprihatinkan akibat penyakit yang merusak penampilan mereka.
Sebagian besar tahanan yang dibebaskan dilaporkan mengalami masalah kesehatan serius, dengan beberapa di antaranya mengalami kondisi kronis yang memerlukan perawatan medis berkelanjutan.
Palestinian Prisoners’ Club juga merilis foto-foto tahanan yang baru dibebaskan, menunjukkan perubahan drastis pada kondisi fisik mereka akibat penyiksaan yang dialami selama masa penahanan.
Baca Juga : Hizbullah Akan Perluas Serangan ke Israel Usai Netanyahu Tolak Gencatan Senjata
Foto-foto tersebut mencerminkan penderitaan yang dialami para tahanan, termasuk penyiksaan medis, kelaparan, dan bentuk-bentuk penyiksaan lainnya. Kejadian ini menyoroti perlunya perhatian internasional terhadap kondisi para tahanan di penjara-penjara Israel.
Di antara para tahanan yang dibebaskan, terdapat seorang anak berusia 15 tahun bernama Iyad dari Kamp Pengungsi Shuafat, Yerusalem Timur.
Iyad dilaporkan mengalami kondisi kesehatan yang sangat buruk akibat terinfeksi penyakit kudis selama masa penahanannya. Kondisi seperti ini menunjukkan betapa rentannya anak-anak Palestina terhadap perlakuan kejam yang diterima di dalam penjara.
Sejak dimulainya serangan besar-besaran Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, lebih dari 11.300 warga Palestina telah ditangkap dari Tepi Barat, sementara ribuan lainnya ditangkap di Gaza.
Laporan sebelumnya dari Palestinian Prisoners’ Affairs Commission pada Juni 2023 juga mengungkapkan kejahatan yang dilakukan terhadap anak-anak tahanan di penjara-penjara Israel.
Mereka melaporkan bahwa anak-anak ini mengalami kondisi yang sangat menyedihkan, seperti penjara yang penuh sesak, kurangnya akses untuk mandi, pakaian yang minim, serta tidak diberikan sabun dan disinfektan, yang menyebabkan penyebaran penyakit kudis di antara mereka.
Kondisi ini menimbulkan keprihatinan yang mendalam di kalangan masyarakat internasional, terutama terkait hak asasi manusia.
Banyak organisasi hak asasi manusia dan lembaga internasional menyerukan agar otoritas Israel memperbaiki kondisi penahanan dan memberikan perawatan medis yang layak bagi semua tahanan, termasuk yang terkena dampak penyakit kudis.
Baca Juga : AS Ancam Stop Beri Bantuan Senjata Jika Israel Semakin Gila di Gaza