Siswi SD di Deruk Manggarai Timur Tewas Akibat Rabies, Digigit Anjing Peliharaan Sendiri

Seorang siswi SD di Manggarai, NTT meninggal dunia akibat rabies setelah digigit anjing peliharaan keluarganya. Simak selengkapnya disini!

Siswi SD di Deruk Manggarai Timur Tewas Akibat Rabies, Digigit Anjing Peliharaan Sendiri
Siswi SD di Deruk Manggarai Timur Tewas Akibat Rabies, Digigit Anjing Peliharaan Sendiri. Gambar : Dok. POS-KUPANG.COM/HO

BaperaNews - Seorang siswi kelas 4 SD di Kampung Deruk, Desa Sipi, Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal dunia akibat rabies setelah digigit anjing peliharaan keluarganya.

YMS, 8 tahun, meninggal di RSUD Borong pada Senin (14/10) setelah dirujuk dari Puskesmas Mamba. Insiden ini terjadi hampir dua bulan setelah korban digigit anjing yang diduga terinfeksi rabies, namun perawatan medis tidak segera dilakukan.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur, dr. Surip Tintin, YMS digigit oleh anjing peliharaan keluarganya pada 14 Agustus 2024.

Setelah gigitan tersebut, korban tidak langsung dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan vaksin anti-rabies (VAR). Orang tua korban menganggap gigitan tersebut tidak serius, meski korban mulai menunjukkan gejala ringan. 

Pada 12 Oktober, setelah kondisinya memburuk, korban dibawa ke Puskesmas Mamba. Karena sudah dalam kondisi bergejala, YMS segera dirujuk ke RSUD Borong, tempat ia meninggal dua hari kemudian, pada 14 Oktober.

Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Timur menyayangkan keterlambatan penanganan kasus ini. Petugas kesehatan di Puskesmas Mamba baru mengetahui gigitan anjing rabies tersebut ketika korban sudah kritis.

Hal ini disebabkan karena korban tidak segera dibawa ke puskesmas setelah digigit. Tintin menyebutkan, setiap puskesmas di Manggarai Timur sudah dilengkapi dengan vaksin anti-rabies dan berfungsi sebagai "Rabies Center" untuk mempercepat penanganan kasus gigitan anjing rabies.

Dinas Kesehatan juga telah membentuk grup WhatsApp untuk petugas kesehatan agar laporan terkait gigitan anjing rabies dapat segera ditangani. Namun, laporan terkait kasus ini terlambat masuk, sehingga tindakan medis juga tertunda.

Rabies masih menjadi masalah serius di NTT, khususnya di Manggarai Timur. Pada tahun 2024, tercatat 1.188 kasus gigitan anjing yang diduga rabies, dengan satu korban meninggal, yaitu YMS. Tingginya jumlah kasus menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.

Kepala Sekolah SDI Deruk, Robertus Belarmino, mengungkapkan kecemasannya terkait anjing-anjing yang berkeliaran di sekitar sekolah. Menurutnya, banyak siswa merasa terganggu, terutama saat berangkat atau pulang sekolah.

Baca Juga : Puluhan Warga di NTT Tewas Terkena Gigitan Anjing Rabies

"Kami cemas karena banyak anjing yang berkeliaran di sekitar sekolah saat kegiatan belajar mengajar berlangsung," kata Robertus. Ia meminta pemerintah desa, kecamatan, dan kabupaten segera mencari solusi untuk melindungi siswa dari potensi gigitan anjing rabies.

Pihak sekolah juga memberikan edukasi kepada siswa mengenai langkah pertolongan pertama jika terjadi gigitan anjing.

Robertus menjelaskan, jika ada siswa yang digigit, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencuci luka gigitan dengan air mengalir dan deterjen, kemudian segera membawa korban ke puskesmas untuk mendapatkan vaksinasi anti-rabies.

Dinas Kesehatan Manggarai Timur terus melakukan sosialisasi mengenai bahaya rabies dan penanganan awal kasus gigitan anjing di setiap kecamatan.

Sosialisasi ini diadakan agar masyarakat lebih waspada terhadap gigitan anjing, terutama anjing yang diduga terinfeksi rabies. 

"Teman-teman puskesmas sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait bahaya rabies," kata Surip Tintin.

Rabies, yang disebabkan oleh virus yang menyebar melalui air liur hewan terinfeksi, terutama anjing, masih menjadi masalah kesehatan serius di NTT dan secara nasional.

Laporan pada Juli 2024 mencatat bahwa sejak Januari hingga Juli 2024, 13 warga NTT meninggal akibat rabies. Secara nasional, jumlah kasus rabies terus meningkat.

Pada 2022, tercatat 104.229 kasus penularan rabies dengan 102 kematian, naik signifikan dibandingkan 2021 yang mencatat 57.257 kasus dan 62 kematian.

Kasus kematian siswi SD akibat gigitan anjing rabies di Manggarai Timur ini menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat dan respons cepat terhadap gigitan anjing rabies. Vaksinasi segera setelah gigitan sangat penting untuk mencegah penyebaran virus rabies yang mematikan.

Baca Juga : Viral Bocah 5 Tahun Meninggal Usai Digigit Anjing Rabies, Apa Gejalanya?