Pria di Amerika Tewas Setelah Lawan Virus yang Ditularkan Nyamuk

Seorang pria asal Amerika Serikat, meninggal dunia setelah berjuang melawan virus langka yang disebabkan oleh gigitan nyamuk.

Pria di Amerika Tewas Setelah Lawan Virus yang Ditularkan Nyamuk
Pria di Amerika Tewas Setelah Lawan Virus yang Ditularkan Nyamuk. Gambar : Ilustrasi Canva

BaperaNews - Seorang pria asal Amerika Serikat, Richard Pawulski, meninggal dunia setelah berjuang melawan virus langka yang disebabkan oleh gigitan nyamuk selama lima tahun. 

Pawulski, warga Colchester, Connecticut, meninggal pada Senin dini hari, setelah tertular virus ensefalitis kuda timur (Eastern Equine Encephalitis/EEE) pada tahun 2019. Penyakit ini, yang langka namun mematikan, menyerang otak dan membunuh hampir 30% dari mereka yang terinfeksi.

Richard Pawulski pertama kali tertular virus tersebut pada bulan Agustus 2019 saat berkebun di hutan miliknya. Putrinya, Amellia Pawulski, yang saat ini berusia 18 tahun, mengungkapkan kepada New York Post bahwa ayahnya mengalami migrain parah dan muntah empedu kuning saat pertama kali merasakan gejala.

Dokter yang merawatnya sempat kebingungan mengenai penyebab kondisi tersebut sebelum akhirnya menemukan bahwa Richard telah terinfeksi virus yang dibawa oleh gigitan nyamuk.

“Pada pukul 02.30 pagi hari Senin, ayah saya meninggal dunia setelah seminggu menjalani perawatan di rumah sakit, ketika dokter memutuskan bahwa tidak banyak lagi yang bisa dilakukan untuk menyelamatkannya,” ujar Amellia.

Ia juga menambahkan bahwa kehidupan keluarganya berubah secara drastis sejak ayahnya pertama kali terinfeksi virus mematikan tersebut.

Ensefalitis kuda timur adalah penyakit yang sangat jarang tetapi mematikan, disebabkan oleh virus yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), sekitar 30% pasien yang mengalami bentuk parah dari penyakit ini meninggal dunia. 

Selain itu, mereka yang berhasil bertahan sering kali menderita masalah neurologis yang berlangsung lama, seperti gangguan fungsi otak dan kejang.

Penyakit ini mulai muncul kembali di wilayah tiga negara bagian di pesisir timur Amerika Serikat. Virus ini menyebar melalui siklus nyamuk yang terinfeksi, dan manusia dapat terkena penyakit tersebut jika mereka digigit oleh nyamuk yang telah membawa virus. Meskipun langka, penyakit ini dikenal karena tingkat keparahannya.

Ensefalitis kuda timur dapat menyebabkan berbagai gejala pada penderitanya, mulai dari demam tinggi, sakit kepala, muntah, hingga diare dan kejang.

Baca Juga : Pria Asal AS Meninggal Dunia Setelah Kejang-kejang di Minimarket Jaksel

Dalam kasus yang lebih parah, penyakit ini dapat menyebabkan perubahan perilaku, disorientasi, dan kantuk ekstrem. Penyakit ini sangat berbahaya karena tidak ada vaksin yang dapat mencegahnya, serta belum ditemukan obat untuk mengobatinya.

Richard Pawulski adalah salah satu dari sedikit orang yang mengalami gejala parah dari penyakit ini. Ketika pertama kali terinfeksi, ia mengalami sakit kepala yang sangat hebat serta muntah-muntah yang tak kunjung reda.

Meski demikian, diagnosa yang tepat sempat sulit ditemukan hingga akhirnya terungkap bahwa ia terkena virus EEE.

Putrinya, Amellia, berbagi cerita tentang perjuangan ayahnya melawan virus ini selama bertahun-tahun. Ia menuturkan bahwa keluarga mereka mengalami banyak perubahan, terutama setelah kesehatan ayahnya terus memburuk sejak tahun 2019.

“Saya tidak bercanda ketika saya mengatakan hidup Anda dapat berubah dalam sekejap mata, karena itulah yang terjadi pada kami,” ungkap Amellia dalam wawancaranya.

Karena tidak adanya vaksin atau pengobatan yang tersedia, upaya pencegahan menjadi sangat penting bagi mereka yang tinggal di daerah di mana virus ini bersirkulasi.

CDC merekomendasikan agar orang-orang melindungi diri dari gigitan nyamuk, terutama di daerah pesisir timur AS yang dikenal sebagai tempat penyebaran virus ensefalitis kuda timur.

Langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain menggunakan penolak nyamuk, memakai pakaian yang menutupi kulit, dan memastikan lingkungan sekitar rumah tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, seperti membersihkan genangan air yang dapat digunakan nyamuk untuk bertelur.

Virus langka seperti ensefalitis kuda timur ini biasanya ditemukan pada kuda dan burung, namun manusia dapat tertular jika digigit oleh nyamuk yang telah terinfeksi dari hewan tersebut.

Meski langka, kejadian ini membuktikan betapa berbahayanya virus yang dibawa oleh nyamuk, dan betapa pentingnya langkah-langkah pencegahan untuk menghindari gigitan nyamuk yang berpotensi membawa penyakit mematikan.

Baca Juga : Liam Payne Eks One Direction Meninggal Dunia Usai Jatuh dari Balkon Lantai Tiga