Kenali Stella Christie, Pakar Cognitive Science dan AI yang Bakal Masuk Kabinet Prabowo
Seorang ilmuwan di bidang cognitive science, Stella Christie, dikabarkan akan bergabung dalam kabinet Prabowo Subianto.
BaperaNews - Stella Christie, seorang ilmuwan di bidang cognitive science, menjadi perhatian publik setelah dikabarkan akan bergabung dalam kabinet Prabowo Subianto jika ia terpilih sebagai presiden Indonesia.
Saat ini, Stella menjabat sebagai profesor di Tsinghua University, China, dan memiliki latar belakang akademik yang kuat, termasuk pengalaman mengajar di berbagai universitas ternama di Amerika Serikat.
Latar Belakang Pendidikan Stella Christie
Stella Christie memiliki riwayat pendidikan yang luar biasa di berbagai universitas terkemuka di dunia. Ia menyelesaikan gelar sarjana (S1) di Harvard University sebelum melanjutkan pendidikan pascasarjana (S2 dan S3) di Northwestern University.
Setelah meraih gelar doktornya, Stella memulai karier akademisnya sebagai peneliti postdoctoral di The University of British Columbia pada 2010-2012. Setelah itu, ia sempat menjadi peneliti tamu di Stanford University pada 2015-2016.
Karier akademiknya terus berkembang, hingga ia akhirnya menjadi Associate Professor di Swarthmore College, sebuah universitas yang dikenal sebagai salah satu institusi terbaik di Amerika Serikat. Di Swarthmore, ia juga memulai sebagai asisten profesor sebelum mencapai posisi yang lebih tinggi.
Dalam sebuah wawancara, Stella menyatakan bahwa ia sangat bangga dengan latar belakang pendidikannya dan menyebut bahwa ia telah menjadi Guru Besar di Tsinghua University.
Ia menuturkan, “Saya orang Indonesia asli. Saya menyelesaikan gelar S1 dari Harvard University, S2 dan S3 dari Northwestern University. Dan saya sudah menjadi Guru Besar di Swarthmore College, universitas nomor tiga di Amerika Serikat, dan sekarang menjabat Guru Besar di Tsinghua University.”
Baca Juga : Jokowi Angkat Teguh Setyabudi Sebagai PJ Gubernur Jakarta, Gantikan Heru Budi Hartono
Karier Akademis dan Riset Stella Christie
Sejak memulai karier akademiknya di luar negeri pada 2010, Stella telah menorehkan banyak prestasi di dunia penelitian. Di Tsinghua University, selain menjabat sebagai profesor, Stella juga memegang posisi Ketua Riset di Laboratorium Otak dan Kecerdasan kampus tersebut.
Bidang riset yang ia tekuni meliputi cognitive science, ilmu yang mempelajari cara kerja otak dan bagaimana manusia berpikir.
Stella menjelaskan bahwa dalam cognitive science, ia mempelajari bagaimana manusia dan hewan berpikir serta bagaimana artificial intelligence (AI) dapat meniru cara berpikir manusia.
Penelitian yang ia lakukan berfokus pada hubungan antara kecerdasan buatan dan otak manusia, dengan menekankan bahwa manusia memiliki kemampuan berpikir yang jauh lebih kompleks dan relasional dibandingkan dengan AI.
Dalam sebuah pernyataannya, Stella menyebut bahwa kecerdasan buatan saat ini belum mampu menyamai kecerdasan manusia.
“Dari penelitian yang saya lakukan, kecerdasan buatan itu sebenarnya tidak lebih pintar dari bayi berusia dua tahun,” tegas Stella.
Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak perlu terlalu khawatir dengan perkembangan AI, karena menurutnya AI tidak akan menggantikan peran manusia dalam berbagai bidang seperti pekerjaan dan pendidikan.
Filosofi dan Pengalaman Mengajar Stella Christie
Sebagai ilmuwan yang telah berpengalaman mengajar di berbagai institusi internasional, Stella sangat menghargai interaksi dengan mahasiswanya.
Ia menjelaskan bahwa semangatnya dalam melakukan penelitian semakin terpicu ketika ia bisa berbagi dengan para mahasiswa. Menurutnya, mengajar bukan hanya tentang memberikan materi, tetapi juga tentang berbagi semangat dan antusiasme terhadap ilmu pengetahuan.
“Untuk saya, gairah pemikiran penelitian ini tidak bisa dibendung sendirian. Akan lebih memicu semangat kalau dibagi dengan murid-murid saya,” ungkap Stella.
Ia juga menekankan bahwa ilmuwan bukanlah sosok yang terpaku pada penelitian di laboratorium, melainkan seseorang yang memiliki cinta yang mendalam terhadap pekerjaan mereka.
Salah satu pengalaman menarik yang pernah Stella alami adalah saat ia dianggap sebagai teman mahasiswa oleh orang tua muridnya.
Ia menulis tentang kejadian ini dalam sebuah artikel berjudul Menjadi Profesor: Pembelajaran Seumur Hidup, di mana seorang ibu dari mahasiswanya bertanya tentang rencana Stella setelah lulus. Sang mahasiswa kemudian menjelaskan bahwa Stella adalah profesornya, bukan teman sekelas.
Potensi Stella Christie dalam Kabinet Prabowo Subianto
Nama Stella Christie kini semakin dikenal setelah Prabowo Subianto memintanya untuk bergabung dalam kabinetnya jika ia terpilih sebagai presiden.
Kehadiran Stella, yang memiliki latar belakang di bidang AI dan cognitive science, diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi pemerintahan Prabowo, terutama dalam mengembangkan kebijakan yang berkaitan dengan teknologi dan pendidikan.
Dengan pengalaman akademik dan risetnya yang luas, serta peran pentingnya di Tsinghua University, Stella Christie dipandang sebagai sosok yang tepat untuk membawa pandangan baru dalam pemerintahan, terutama di era digital yang semakin dipengaruhi oleh kecerdasan buatan.
Baca Juga : Kembali Menjadi Menteri Keuangan, Sri Mulyani Ucapkan Selamat Ulang Tahun untuk Prabowo