Diprank Rekan Kerja, Wanita Ini Alami Cedera Punggung Parah

Zheng membagikan kisahnya kepada stasiun televisi di Hangzhou, Zhejiang, China Simak Selengkapnya!

Diprank Rekan Kerja, Wanita Ini Alami Cedera Punggung Parah
Diprank Rekan Kerja, Wanita Ini Alami Cedera Punggung Parah. Gambar: Ilustrasi Canva

BaperaNews - Seorang wanita di China mengalami cedera serius di punggungnya setelah menerima pukulan 'kungfu' dari rekan kerjanya. Insiden tersebut membuat wanita bermarga Zheng ini tidak bisa bekerja selama satu tahun. Zheng membagikan kisahnya kepada stasiun televisi di Hangzhou, Zhejiang, China, yang kemudian menyebar luas dan menjadi perhatian publik.

Kejadian bermula ketika Zheng sedang tidur siang di meja kerjanya saat jam istirahat. Teman kerjanya, yang bernama Lu, membangunkannya dengan menampar punggungnya. Zheng segera merasakan sensasi seperti tersetrum dan mati rasa pada lengan serta lehernya. Foto yang diambil oleh rekan kerja lain memperlihatkan jelas bekas telapak tangan di punggung Zheng.

Setelah insiden itu, Zheng mulai mengeluhkan sakit yang semakin parah. Khawatir Zheng akan melaporkan kejadian tersebut, Lu memberikan uang sebesar 3.000 Yuan agar Zheng tidak mengambil tindakan hukum.

Namun, kondisi Zheng tidak kunjung membaik setelah sebulan. Saat memeriksakan diri ke rumah sakit, dokter menemukan bahwa cakram tulang punggungnya bergeser dan menonjol ke depan. Cedera ini memaksa Zheng untuk berhenti bekerja selama satu tahun.

Zheng menduga bahwa Lu memukulnya dengan teknik kungfu 'tapak besi', sebuah teknik bela diri yang sering dibanggakan oleh Lu. Teknik ini melatih praktisinya untuk melancarkan serangan kuat dengan meninju kantung kanvas yang diisi pasir besi, dan diajarkan di berbagai sekolah bela diri di China.

Baca juga: Kecewa Berat, ARMY Arab Saudi Bubar Usai Taehyung Posting Makanan Boikot

Menyadari kondisi kesehatannya yang semakin memburuk, Zheng mencoba menemui Lu dan meminta kompensasi sebesar 40.000 Yuan (sekitar US$ 5.500) untuk menutup semua tagihan medis dan pendapatan yang hilang. Namun, Lu menolak dan memutus semua kontak dengan Zheng. Tanpa pilihan lain, Zheng kemudian membagikan kisahnya di media sosial dengan harapan mendapatkan dukungan.

Sayangnya, reaksi netizen tidak seperti yang diharapkan. Banyak yang mengolok-olok Zheng dan menyebutnya lemah. "Apakah kamu terbuat dari tahu? Tubuhmu hancur hanya karena ditampar?" tulis salah seorang netizen di platform media sosial China, Weibo. Komentar-komentar seperti ini semakin memperburuk situasi mental dan emosional Zheng.

Kasus ini menarik perhatian media lokal dan nasional, memunculkan diskusi tentang perlunya tindakan yang lebih tegas terhadap kekerasan di tempat kerja. Meski awalnya dianggap sebagai prank atau lelucon, pukulan tersebut membawa konsekuensi serius bagi kesehatan Zheng. Kejadian ini juga mengungkap betapa pentingnya kesadaran dan pengawasan terhadap tindakan yang dapat membahayakan rekan kerja.

Pihak berwenang di Hangzhou kini sedang menyelidiki kasus ini lebih lanjut. Lu bisa menghadapi tuntutan hukum jika terbukti bersalah atas tuduhan penganiayaan. Zheng sendiri berharap kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak agar lebih berhati-hati dalam bertindak dan tidak meremehkan dampak dari tindakan kekerasan.

Kondisi Zheng yang tidak bisa bekerja selama setahun tentunya berdampak besar pada kehidupannya, baik secara finansial maupun mental. Dia harus menjalani berbagai terapi dan perawatan untuk memulihkan kondisi punggungnya. Dukungan dari keluarga dan teman-teman menjadi penting dalam proses pemulihannya.

Baca juga: Usai Disebut Gay dan Autis oleh Elon Musk, Anak Transgendernya Buka Suara