Vladimir Putin Masih Berharap Ada Negosiasi Untuk Akhiri Konflik Di Ukraina
Presiden Rusia, Vladimir Putin menyampaikan kepada Sekjen PBB bahwa ia masih berharap ada negosiasi untuk mengakhiri konflik negaranya dengan Ukraina,
BaperaNews - Presiden Rusia, Vladimir Putin menyampaikan kepada Sekjen PBB bahwa ia masih berharap ada negosiasi untuk mengakhiri konflik negaranya dengan Ukraina, hal itu disampaikan Putin ketika Sekjen PBB, Antonio Guterres datang ke Moskow hari Selasa 16 April 2022, dalam pertemuan tersebut, Vladimir Putin duduk berseberangan dengan Guterres.
“Meski operasi militer sedang terjadi, kami masih berharap bisa mencapai kesepakatan di jalur diplomatik dan kami sedang bernegosiasi, kami tidak menolak adanya pembicaraan” ujar Putin. Putin menyebutkan upaya negosiasi dengan Ukraina telah gagal karena adanya klaim kekejaman pasukan Rusia di Bucha yang ada di luar Kyiv.
“Ada provokasi di Bucha yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan tentara Rusia, kami tau siapa yang menyiapkan provokasinya ini dan dengan cara apa, serta orang macam apa yang melakukannya” imbuh Vladimir Putin.
Vladimir Putin sadar Gutteres khawatir tentang operasi militer Rusia di Ukraina, namun Vladimir Putin menyatakan siap untuk membahasnya, Putin menyalahkan kudeta di Ukraina yakni kudeta anti Negara yang menggulingkan Presiden Pro Rusia pada tahun 2014 silam.
Guterres sendiri mengulang seruannya di pertemuan sebelumnya dengan Menlu Sergei Lavrov untuk Moskow dan Kyiv agar bisa bekerjasama dengan PBB dan siapkan bantuan serta jalur evakuasi untuk warga sipil Ukraina.
Baca Juga: Rusia Tuduh NATO Cari Gara – Gara Melalui Ukraina
Guterres datang ke Rusia untuk mendesak agar Rusia melakukan gencatan senjata, “Kami sangat tertarik untuk mendapatkan cara melakukan dialog efektif, membangun kondisi untuk mewujudkan gencatan senjata secepatnya dan membangun kondisi untuk mendapatkan solusi perdamaian” ujar Guterres.
Selain itu, Guterres juga meminta Rusia dan Ukraina kerjasama untuk membentuk koridor evakuasi warga sipil di medan perang.
Sementara itu Inggris justru mendukung Ukraina agar serang balik wilayah Rusia.
“Perang sudah dimulai, dalam perang, Ukraina perlu untuk menyerang wilayah lawan entah itu jalur logistik, bahan bakar, depot amunisi, dan lainnya. Jika tidak akan berdampak pada kematian dan banyaknya pembantaian di Ukraina” ujar heappey hari Rabu 26 April 2022.
Hal ini pun bertentangan dengan inti dari pertemuan Guterres dan Putin dan berharap ada kedamaian dimana jika Ukraina serang balik tentu akan membuat kedua Negara semakin panas dan perang semakin jauh dari kata damai.
Baca Juga: Saling Kirim Surat, Kim Jong Un Berterima Kasih Ke Presiden Korea Selatan