Tim SAR Evakuasi Pendaki Wanita yang Alami Hipotermia di Gunung Slamet
Dea Puspita, seorang pendaki Gunung Slamet mengalami hipotermia dan telah dilakukan evakuasi oleh tim SAR. Simak selengkapnya di sini!
BaperaNews - Tim Search And Rescue (SAR) melakukan evakuasi seorang pendaki wanita yang mengalami hipotermia di jalur Gunung Slamet via Bambangan, pada hari Minggu (14/4). Survivor yang bernama Dea Puspita (22) dari Kabupaten Cilacap dilaporkan telah mendaki bersama sembilan rekannya sejak Minggu dini hari.
Pengelola basecamp Gunung Slamet via Bambangan, Saiful Amri, menjelaskan bahwa rencana pendakian survivor adalah tek-tok, artinya tanpa berkemah.
“Survivor rencananya melakukan pendakian tek-tok (tanpa berkemah). Tapi sampai di Pos 2 ada yang laporan mengalami hipotermia,” jelas Saiful Amri.
Namun, ketika sampai di Pos 2, ada laporan bahwa salah seorang dari mereka mengalami hipotermia. Mendapat laporan tersebut, tim SAR segera diberangkatkan pada pukul 10.00 WIB menuju titik datum atau titik acuan. Berkat upaya mereka, survivor akhirnya berhasil dievakuasi dan mendapat perawatan ringan di basecamp.
Dari kejadian ini, pengelola basecamp Gunung Slamet mengimbau seluruh pendaki untuk mempersiapkan fisik dan mental sebelum memulai perjalanan. Ini disebabkan oleh kondisi cuaca dan curah hujan yang masih cukup tinggi di Gunung Slamet.
Baca Juga: Pendaki Gunung Cikuray Asal Lebak Banten Tewas Tersambar Petir
“Dengan kejadian ini, kami mengimbau seluruh pendaki untuk mempersiapkan fisik dan mental sebelum memulai perjalanan karena kondisi cuaca dan curah hujan di Gunung Slamet masih cukup tinggi,” jelasnya.
Jalur pendakian Gunung Slamet baru dibuka pada hari Sabtu (13/4). Pada hari kedua pembukaan jalur, sudah ada 700 pendaki yang terdaftar melakukan perjalanan melalui jalur Bambangan.
Kejadian pendaki Gunung Slamet hipotermia ini mengingatkan kita akan pentingnya persiapan sebelum melakukan pendakian, terutama dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi di daerah pegunungan.
Baca Juga: Fakta Pendaki Gunung Lawu Meninggal Faktor Cuaca Ekstrem