Ternyata Ini Ucapan Wanita dalam Koper yang Buat Pelaku Tega Membunuhnya
Pembunuhan seorang wanita inisial RM (50) oleh Ahmad Arif Ridwan Nuwloh atau AARN (29) telah terungkap. Ternyata korban pernah berkata seperti ini kepada pelaku. Simak selengkapnya di sini!
BaperaNews - Pembunuhan seorang wanita inisial RM (50) oleh Ahmad Arif Ridwan Nuwloh atau AARN (29) telah terungkap. Motif pembunuhan tersebut, menurut Kapolres Metro Bekasi Kombes Twedi Aditya Bennyahdi, adalah karena sakit hati. Arif membunuh korban karena tersinggung oleh ucapan korban yang mendesaknya untuk menikahinya.
Kejadian pembunuhan wanita dalam koper tersebut terjadi di sebuah kamar hotel di Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (24/4). Sebelum melakukan pembunuhan, korban dan tersangka sempat melakukan hubungan suami istri.
Menurut Twedi, percakapan tersebut bermula ketika korban meminta pertanggungjawaban dari Arif untuk menikahinya. Namun, Arif menolak dan korban mengeluarkan kata-kata yang dianggapnya menyakiti perasaannya. Hal itu memicu Arif untuk melampiaskan kemarahannya dengan membunuh korban.
Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menambahkan bahwa korban bersikeras untuk meminta pertanggungjawaban Arif untuk menikahinya. Arif kemudian menjanjikan akan menikahi korban asalkan korban meminjamkan uang setoran kantor sebesar Rp43 juta. Namun, korban menolak tawaran tersebut.
Percakapan berlanjut hingga korban melontarkan kata-kata yang dianggap menyinggung Arif. Hal tersebut memicu kemarahan Arif yang kemudian membenturkan kepala korban ke tembok dan mencekiknya hingga korban meninggal dunia.
"Korban menanyakan status hubungan mereka yaitu 'kita mau bagaimana?'. Kemudian tersangka jawab 'ini kan cuman seneng-seneng saja. Kita sama-sama mau'," kata Wira.
Baca Juga: PSK Asal Bogor ke Bali untuk Open BO Malah Dibunuh Pelanggan, Mayat Disimpan dalam Koper
"Korban menyatakan intinya tersangka harus bertanggung jawab untuk nikahin korban. Tersangka jawab 'Kalau pinjem uang setoran ini nanti kita nikah'. Namun korban nolak. Kemudian tersangka tanya 'Mau dinikahin atau tidak?" kata dia.
"Kemudian korban menyatakan, kalau dinikahin ya takut pakai uang perusahaan. Tersangka jawab, 'Saya akan tanggung jawab kalau ada apa-apa di perusahaan ini'. Mungkin karena posisinya sebagai auditor, mungkin bisa bikin laporan di perusahaan yang bisa dikondisikan oleh tersangka," imbuhnya.
"Korban jawab 'Ngapain ngurusin yang kayak gini? saya nggak ikut-ikut. Saya mau setor uang. Ngapain auditor kayak kamu, b*****k'. Perkataan ini yang mungkin menyulut emosi tersangka, yang kemudian tersangka membenturkan kepala korban sehingga pingsan dan disekap mulutnya, selanjutnya dicekik 10 menit," tutupnya.
Pembunuhan ini menjadi peringatan bagi masyarakat akan bahaya dari penolakan terhadap permintaan seseorang. Meskipun alasan penolakan dapat bervariasi, namun dampaknya bisa sangat tragis seperti kasus ini.
Pemerintah dan lembaga terkait diharapkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menyelesaikan konflik dengan cara yang damai dan tidak kekerasan. Pendidikan tentang penyelesaian konflik secara bijaksana dan pemberdayaan perempuan juga perlu ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
Kasus pembunuhan ini juga menjadi sorotan bagi aparat penegak hukum untuk meningkatkan pengawasan terhadap potensi kekerasan dalam hubungan pribadi. Langkah-langkah pencegahan dan penegakan hukum yang lebih ketat harus dilakukan untuk melindungi masyarakat dari ancaman kekerasan domestik.
Baca Juga: Adik Bacok Kakak di Kampar Gegara Tanah Dijual Tanpa Sepengetahuannya