Siswi SMK di Gunung Kidul Meninggal Usai Dibawa ke Puskesmas Namun Tak Ada Orang
Warga beramai-ramai menuntut perbaikan layanan pelayanan kesehatan setelah kematian siswi SMK Gunung Kidul di Puskesmas yang kosong dari petugas.
BaperaNews - Seorang siswi SMK di Gunung Kidul meninggal dunia di Puskesmas yang kosong tanpa ada petugas medis atau tenaga kesehatan di dalamnya.
Korban ialah TA (16) yang merupakan siswi SMK di Gunung Kidul meninggal dunia. Korban awalnya mengeluh pusing hingga pingsan. Korban kemudian dibawa ke sebuah Puskesmas. Namun Puskesmas tersebut dokter dan sopir ambulans.
Warga setempat beramai-ramai mendatangi Puskesmas yang jadi tempat tewasnya korban pada hari Kamis (20/8) pukul 8.30 WIB untuk menuntut perbaikan pelayanan. Warga kemudian melakukan audiensi dengan pihak Puskesmas dan Muspika Bayat.
Korban Meninggal Dunia Usai Mengeluh Pusing dan Pingsan
Salah satu warga bernama Suripto (50) menyebut TA adalah remaja putri asal Klaten yang sekolah di SMK Gedangsari Gunung Kidul, Yogyakarta. TA ialah seorang anggota Paskibraka.
Sebelum kejadian, TA mengikuti latihan dan pulang ke rumahnya di hari Rabu sore (9/8). TA sempat bermain dan makan bersama temannya kemudian pukul 18.00 WIB TA mengeluh pusing hingga akhirnya tidak sadarkan diri.
TA pun dilarikan ke Puskesmas Bayar, Klaten pada hari yang sama pukul 18.30 WIB. Jarak Puskesmas dengan rumah TA sejauh 1 km. Namun sampainya di Puskesmas, tidak ada dokter dan sopir ambulans disana.
TA kemudian dinyatakan meninggal dunia oleh seorang bidan yang dicari Suripto untuk memberi pertolongan pada korban.
Baca Juga : Heboh Tarif Pelayanan Puskesmas Depok Naik, Dinkes Buka Suara
Tidak Ada Dokter dan Sopir Ambulans, Warga Demo Tuntut Perbaikan Layanan
“Sampai disana Puskesmasnya tidak ada dokter. Kemudian datang 2 bidang disana. Saat mau dibawa ke rumah sakit malah tidak ada sopir ambulansnya jadi kami harus cari ambulans dulu. Saat cari ambulans itu dinyatakan oleh bidan korban sudah meninggal dunia. Seharusnya yang nyatakan siswi SMK Gunung Kidul meninggal dunia di puskesmas yang kosong itu dokter” cerita Suripto.
Warga menuntut Puskesmas memperbaiki layanannya, seharusnya ada dokter dan sopir ambulans berjaga 24 jam karena Puskesmas juga membuka pelayanan 24 jam.
“Kami hanya ingin ada pembenahan. Kami beri waktu sebulan agar pelayanan bisa diperbaiki. Kalau tidak ada perbaikan kami akan kerahkan lebih banyak lagi warga untuk berdemo ke Kabupaten” tegas Suripto.
Dinas Kesehatan Klaten: Korban Meninggal Dunia Karena Henti Jantung
Sementara Plh Kepala Dinas Kesehatan Klaten Anggit Budiarto menyebut Kepala Puskesmas telah melakukan audiensi dengan warga dan memang Puskesmas tersebut membuka pelayanan 24 jam.
“Jadi ada 15 orang perwakilan yang berdiskusi, ada juga Pak Camat dan Muspika. Intinya ada kesepakatan Puskesmas kan buka 24 jam jadi harus ada ambulans standy. Disitu sopirnya memang cuma satu orang dan saat kejadian sopirnya sedang sakit. Dari rekaman CCTV Puskesmas, pasien datang sampai 35 menit sampai pulang. Disana tujuh menit direkam sudah flat. Menurut laporan itu korban siswi SMK di Gunung Kidul meninggal dunia karena henti jantung” pungkas Anggit.
Baca Juga : Puskesmas Padang Dipolisikan Diduga Beri Obat Telinga untuk Tetes Mata