Pria di Pasuruan Kaget 2 Buah Zakarnya Hilang: Saya Kaget Pas Mandi
Subandi, warga Pasuruan, kehilangan kedua testis (buah zakar) dan kemampuan ereksi setelah operasi prostat. Baca selengkapnya di sini!
BaperaNews - Subandi (61), warga Desa Tambakan, Bangil, Pasuruan, harus menerima kenyataan pahit setelah menjalani operasi prostat. Betapa tidak, pria ini kaget ketika mendapati dua buah zakarnya (testis) hilang setelah operasi tersebut. Kini, Subandi menghadapi kenyataan bahwa ia tidak bisa ereksi dan memberikan nafkah batin kepada istrinya.
Semua bermula pada tahun 2021 saat Subandi mengalami masalah prostat. Dokter yang menanganinya merekomendasikan agar ia menjalani operasi.
“Pertama saya kena prostat. Saya periksa ke dokter langganan saya. Lama-lama saya diminta operasi. Dokter bilang, 'Pak kalau bisa operasi saja, karena sering nggak keluar air kencing karena di dalam banyak lemaknya',” ujar Subandi, Kamis (16/5).
Menerima saran dokter, Subandi kemudian memeriksakan dirinya ke RSUD Bangil, Kabupaten Pasuruan. Setelah dua kali pemeriksaan, akhirnya dilakukan tindakan operasi.
“Akhirnya saya ke RSUD Bangil, diperiksa sekali, dua kali, akhirnya saya dioperasi. Tapi operasinya laser. Saya dioperasi empat kali selama 2021 hingga 2023, semua operasi laser. Semua di RSUD Bangil,” terangnya.
Setelah menjalani operasi, Subandi mengaku penyakit prostat yang dideritanya telah sembuh total.
“Alhamdulillah prostat saya sembuh, sampai sekarang nggak ada gejala apa-apa,” ungkapnya.
Pada 2023, istri dan salah satu anak Subandi meninggal dunia. Ia pun memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Banten bersama anaknya yang lain. Setelah tiga bulan di Banten, Subandi menikah lagi. Saat itulah ia menyadari ada masalah dengan alat kelaminnya.
Baca Juga: Bocah 10 Tahun Kejang Usai Disuntik di Puskesmas Diduga Ada Malpraktik
“Saya punya jodoh lagi di sana, adiknya Buya pemilik pesantren besar di Banten. Setelah menikah saya baru menyadari. Saya tidak menyangka dengan keadaan diri saya, badan saya sehat dan merasa kuat,” katanya.
Subandi baru menyadari kondisi tersebut ketika ia sedang mandi.
“Saya kaget, pas mandi, loh kenapa ini kok ada benang (di area bawah penis). Saya ambil kaca, ternyata diambil kedua buah zakar saya. Ya ibarat ini dibunuh (penis), nggak bisa apa-apa,” ujarnya dengan nada kecewa.
Subandi, yang masih tercatat sebagai warga Desa Tambakan, Bangil, Pasuruan, mengungkapkan bahwa selama proses operasi, ia tidak diberi tahu apa-apa mengenai kemungkinan efek samping yang akan terjadi. Kondisi ini membuatnya merasa sangat kecewa dan kehilangan kepercayaan terhadap layanan medis yang diterimanya.
Pengalaman pahit yang dialami Subandi menjadi pelajaran penting bagi kita semua, terutama mengenai pentingnya komunikasi yang jelas dan transparan antara dokter dan pasien sebelum melakukan tindakan medis.
Hingga kini, Subandi masih berusaha mencari jawaban dan keadilan atas kejadian yang menimpanya. Ia berharap ada tindakan yang diambil oleh pihak berwenang untuk mengusut kasus ini dan memastikan tidak ada lagi pasien lain yang mengalami nasib serupa.
Baca Juga: WNA Chili Pukul Petugas Bea Cukai Gegara Tak Terima Halaman Vila jadi Tempat Parkir